Tiap Hari Hujan, Petani Kesulitan Menjemur Padi
Minggu, 29 Januari 2017 19:00 WIBOleh Vera Astanti dan Misbahul Munir
Oleh Vera Astanti dan Misbahul Munir
Dander - Masalah yang dimiliki para petani begitu kompleks. Ketika musim kemarau, mereka kesulitan mendapatkan air. Tetapi ketika musim hujan seperti sekarang, kesulitan menjemur padi. Bahkan yang dekat dengan sungai, sawahnya terendam banjir dan terancam gagal panen. Belum lagi hama wereng yang mengintai.
Seperti sekarang ini, hampir tiap hari wilayah Bojonegoro diguyur hujan. Dengan kondisi demikian rupanya para petani mengalami kesulitan dalam menjemur padinya. Memang di beberapa wilayah Bojonegoro sudah ada panen, seperti di wilayah Kecamatan Dander.
Ketika panas terik mulai berganti dengan cuaca mendung, maka dengan segera seorang perempuan bercapil ini segera membereskan gabah yang dijemur di halaman rumahnya. Dikumpulnya menjadi satu kemudian ditutup oleh terpal. Hal ini dilakukan agar hujan tidak mengenai padi-padinya.
Siti (46), warga Desa Karangsono Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro menuturkan bahwa dengan kondisi tiap hari hujan, proses pengeringan padi semakin lama. "Biasanya dalam 2 sampai 3 hari, padi sudah kering. Namun karena tiap hari hujan, maka keringnya lebih lama sampai satu minggu," keluhnya saat ditemui beritabojonegoro.com di rumahnya, Sabtu (28/01/2017).
Selain itu kondisi ini juga menyebabkan padi-padi yang dimilikinya menjamur. Ditambah lagi harga padi di pasaran sedang anjlok. Sehingga dirinya urung menjualnya kepada tengkulak.
"Untuk padi yang basah sekarang harganya hanya Rp 3.500 per kilogram. Padahal biasanya Rp 4.000 kilogram," katanya. (ver/mis/tap)