Jadikan Patah Hati Sebagai Jembatan Menuju Prestasi
Minggu, 04 September 2016 12:00 WIBOleh Khafidz Affan Riyadi
Oleh Khafidz Affan Riyadi
GALAU itu wajar ketika kehilangan orang yang kita cintai. Terkadang kegalauan membuat kita tidak nafsu makan, tidak semangat belajar dan bekerja, hingga berujung menurunnya prestasi dan terbengkalainya pekerjaan. Dan kita sendiri yang rugi.
Jika mencintai seseorang, maka cintailah dengan wajar. Jangan berlebihan. Masa pacaran adalah masa mengenal satu dengan yang lain. Dalam perjalanan mengenal itulah, tidak perlu ada hal yang harus ditutupi. Jadilah diri kita sendiri, jangan pakai topeng di depan orang yang kita cintai. Karena sepintar-pintarnya pakai topeng, suatu hari nanti akan terbuka.
Jika kita sudah buka semuanya dan ternyata pasangan menjauh karena kekurangan kita, maka positif thingkinglah! Berarti sungguh Allah sayang sama kita. Allah menunjukan kalau si dia belum baik untuk kita. Memang sakit. Tapi percayalah, Allah akan mengobati sakit itu dengan kebahagiaan di kemudian hari. Bukankah hakikat cinta sejati adalah mencintai kelebihan dan melengkapi kekurangan?
Putus cinta memang sakit. Tapi ingat, itu bukan akhir segalanya. Bukan akhir untuk kita berprestasi. Bukan pula akhir hidup kita. Ingat, Allah selalu merencakan hal yang terbaik buat kita. Jika dua hati saling mencintai kemudian pisah, bukan berarti mereka tidak jodoh. Mungkin Allah sayang sama kita. Allah menjaga iman kita. Kita disuruh belajar dulu tentang manis pahitnya kehidupan. Belajar menjadi hamba Allah yang baik. Belajar menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Belajar menjadi calon suami dan istri idaman. Sampai saatnya nanti kita siap untuk mengarungi mahligai rumah tangga. Dan kebersamaan itu hadiah untuk orang-orang yang bersabar. Jika kita tidak ditakdirkan dengannya, maka Allah akan menggantikannya dengan yang jauh lebih baik buat kita dan agama kita. Teruslah berdoa dan berusaha.
Mekanisme Koping
Ada satu cara tepat untuk mengatasi patah hati. Yaitu dengan mekanisme koping. Mekanisme koping merupakan upaya untuk menata stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego yang digunakan untuk melindungi diri.
Mekanisme Koping sangat diperlukan untuk mengatasi kegalauan hati. Kata Om Tere Liye, jangan habiskan waktu kita untuk seseorang yang tidak tahu bahwa kita menghabiskan waktu untuknya. Yupz, betul banget! Saatnya kita bangkit dan buktikan kepada orang yang menyakiti kita kalau kita bisa berprestasi tanpanya, bisa lebih baik tanpanya, dan itulah terkadang yang membuat barisan para mantan menyesal meninggalkan kita.
Hal yang harus kita lakukan saat putus cinta adalah segera pikirkan apa yang harus kita lakukan untuk sedikit demi sedikit melupakannya. Kita ucapkan dulu terima kasih karena telah mengisi hati kita. Setelah itu, kita kurangi intensitas komunikasi dengan mantan, caranya susunlah kegiatan dalam waktu sehari, mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Usahakan jangan sampai ada waktu luang yang membuat kita ingin tahu kabar mantan dan ingin berkomunikasi dengannya. Sibukkanlah diri kita dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
Berpikirlah bagaimana kita bisa menjadi lebih baik. Kalau biasanya belajar hanya 2 jam, maka tambah lagi 4 jam. Targetlah prestasi sebaik mungkin. Misal kita harus jadi juara kelas, kita harus mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Menyibukkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial, bertemu dengan orang banyak, berkecimpung dalam suatu kegiatan membuat pikiran kita berguna dan bisa mengurangi memikirkan sang mantan.
Ada seorang penyair berkata, “Lepaskanlah maka jika dia cinta sejatimu maka dia akan kembali dengan cara mengagumkan.”
Jadikan sakit hati sebagai cambuk untuk memperbaiki diri. Mintalah pendapat orang lain tentang diri kita. Apa yang kurang segera kita benahi. Meminta kepada Allah jodoh terbaik. Jauh lebih baik dari pada update status galau di media sosial. Bersujudlah. Pasrahkan yang terbaik kepada Allah. Fokuslah belajar lebih dahulu. Lihatlah orang tua kita yang sibuk mencari nafkah hanya ingin melihat anaknya berprestasi. Bahagiakan mereka dulu dengan belajar yang tekun. Buktikan ke barisan para mantan kalau prestasi kita melejit tinggi saat putus dengannya.
Pamungkasnya, marilah perbaiki sholat lima waktu kita. Kalau bisa, tambah bangun disepertiga malam. Bersimpuh kepadaNya, curhat kepada Allah tentang kriteria jodoh yang kita inginkan. Minta selalu diberikan kesehatan sehingga kita bisa membahagiakan orang tua. Meminta dilancarkan rejeki kita, agar bisa memberi sebagian rejeki kita ke orang-orang yang kurang beruntung.
=====================================
Penulis adalah Alumni Sekolah Tinggi Kesehatan Dian Husada Mojokerto
Foto ilustrasi dari Jombloo.co