Opini: Hari Jantung Sedunia 'Use Heart to Connect'
Rabu, 29 September 2021 08:00 WIBOleh dr H Achmad Budi Karyono
Tanggal 29 September, diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD).
Hari Jantung Sedunia tahun ini mengangkat tema "Use Heart to Connect" sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Tema "Use Heart to Connect" dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat agar mengambil peran masing-masing untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah bertambahnya angka penyintas penyakit jantung, serta memastikan bahwa orang-orang di sekeliling memiliki kesempatan yang terbaik untuk memiliki jantung yang sehat.
Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang paling vital, berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Namun lancarnya darah yang beredar ke seluruh tubuh tidak hanya diperankan oleh jantung saja, faktor bersih dan sehatnya pembuluh darah juga sangat berperan.
Contoh yang familier kita dengar adalah sakit jantung coroner, karena komposisi darah tercemari ‘sampah’ makanan yang kita konsumsi dan gaya hidup kita sangat berperan pada kesehatan jantung.
Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya kita harus melaksanakan pola hidup sehat. Karena sehat tidak bisa terbentuk dengan instan, harus melalui proses yang berkelanjutan. Begitu juga penyembuhan penyakit, perlu proses yang harus dilalui serta tidak sedikit faktor yang berperan pendukung penyembuhan.
Pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung antara lain:
1. Mengkonsumsi makanan sehat baik kualitas maupun kuantitas;
2. Aktivitas dan istirahat harus seimbang;
3. Olahraga rutin sesuai usia dan kondisi individu;
4. Mengelola kehidupan sosial dan stres dengan baik.
Sebenarnya sudah banyak orang yang sudah mengetahui tentang pola hidup sehat. Tetapi tidak sedikit yang mengabaikan ketika masih dalam keadaan sehat. Banyak godaan dalam menjaga kesehatan karena sering kali dengan mudah untuk melanggarnya.
Contoh yang paling banyak, di era digital ini banyak orang yang tidak bisa mengendalikan diri terhadap godaan makanan yang sedang viral. Bahkan seakan berlomba dan bangga kalau sudah mendapatkan lebih dulu, walaupun sebenarnya makanan itu pantang dikonsumsi atau mungkin boleh dalam jumlah terbatas.
Mungkin sekali dua kali tidak atau belum berdampak, tetapi sedikit atau banyak mengganggu atau merusak organ tertentu. Kalau sudah terganggu atau sakit, perlu proses untuk penyembuhan dan beberapa faktor mempengaruhi, serta tidak bisa instan sembuh. Itulah sebabnya menjaga agar tetap sehat itu penting sekali, khususnya jantung kita.
Banyak makanan yang viral di medsos yang kekinian, sebenarnya kurang baik untuk kesehatan jantung. Bisa saja dari komposisi gizinya, kualitas bahan ataupun kuantitas unsurnya. Selain itu gaya hidup di era revolusi industri 4.0 ini, banyak masyarakat yang kurang bisa adaptasi dengan baik, serta kerasnya kehidupan di era pandemi COVID-19 ini memperparah kesehatan jantung.
Penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan stroke) adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Penyakit ini telah memakan korban sebanyak 17,3 juta orang setiap tahunnya.
Di Indonesia, penyakit ini masih menjadi penyebab kematian tertinggi sehingga seluruh masyarakat perlu mengambil peran dalam mencegah tingginya angka kesakitan dan kematian.
Penyakit jantung masih menjadi berita buruk, karena merupakan pembunuh nomor satu, namun berita baiknya, penyakit jantung sangat mungkin untuk bisa dicegah. Seluruh masyarakat harus bergerak bersama.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan bersama dengan profesional kesehatan telah membentuk komite nasional untuk membuat program pencegahan penyakit jantung jangka panjang agar bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Menyambut Hari Jantung Sedunia ini, upaya edukasi ditargetkan untuk membuat masyarakat paham penyakit jantung sampai tahu bagaimana menangani korban agar cepat ditolong.
Hari ini 29 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia, agar kita tidak lengah akan perlu dan pentingnya menjaga kesehatan jantung secara berkelanjutan.
Jaga godaan diri dari viralisasi makanan di medsos yang berdampak mengganggu jantung dan hanya mendapat kepuasan semu dan sesaat. Sayangi jantung kita, walau pada era revolusi industri 4.0 ini ada manusia yang hidup tanpa jantung. Namun bagaimanapun juga lebih enak memiliki jantung yang sehat. Apalagi dalam situasi pandemi COVID-19 ini, kekuatan jantung sangat dibutuhkan.
Semoga kita selalu sehat. (*/imm)
Penulis: dr H Achmad Budi Karyono (Penulis Direktur RS Muhammadiyah Cepu, Blora)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo