Pemkab Blora Bakal Kembangkan Potensi Wisata di Wilayah Hutan
Selasa, 16 Mei 2017 21:00 WIBOleh Priyo
Oleh Priyo
Blora - Hampir separuh wilayah Kabupaten Blora (Jawa Tengah) berada di kawasan hutan jati Perum Perhutani yang menyimpan banyak potensi wisata. Karena itu, Pemkab Blora bakal kerja sama dengan Perhutani untuk melakukan pengembangan.
Hal itu dibahas dalam rapat antara Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) bersama para pimpinan KPH Perhutani yang ada di Kabupaten Blora, siang tadi, Selasa (16/5) di Ruang Rapat Wakil Bupati.
Yang hadir dalam rapat tersebut di antaranya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) serta Bagian Hukum Setda Blora, Adm Perhutani KPH Blora Rukman Supriatna, Adm Perhutani KPH Cepu Yudha Suswardhanto, Adm Perhutani KPH Randublatung Joko Sunarto, Adm Perhutani Kebonharjo Isnin Soiban, dan Adm Perhutani Mantingan Toni Kuspuja.
“Bersama Bagian Tapem dan Bagian Hukum Setda Blora, kami mencoba merumuskan draft kesepakatan bersama tentang pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata yang ada di kawasan hutan dengan Perhutani. Tadi ada lima Administratur KPH Perhutani yang hadir untuk mengikuti rapat,” ucap Kepala Dinporabudpar Drs Kunto Aji ketika dihubungi beritabojonegoro.com (BBC).
Dalam rapat tersebut disepakati untuk menjalin kerjasama pengelolaan serta pengembangan daya tarik wisata di kawasan Perhutani. Rancangan MoU antara Pemkab dengan Perhutani saat ini bahkan tengah dikerjakan.
Menurutnya, nanti MoU akan ditandatangani oleh Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jateng selaku pihak pertama bersama Bupati Djoko Nugroho sebagai pihak kedua. Sedangkan untuk naskah perjanjian kerjasama bisa diarahkan ke masing-masing Adm KPH Perhutani.
Kunto merinci beberapa lokasi wisata yang berpotensi untuk dikembangakan yang ternyata jumlahnya cukup banyak. “Ada beberapa obyek daya tarik wisata yang akan dikerjasamakan. Di wilayah timur ada pengembangan Kedungpupur dan Wisata Sumur Minyak Tua yanga ada di Desa Ledok Kecamatan Sambong. Di wilayah barat ada Goa Terawang dan sekitarnya, lantas di utara ada Bukit Pencu serta kawasan Waduk Greneng. Sedangkan di selatan diarahkan ke Wisata Hutan Kota Randublatung. Masing-masing akan dikerjasamakan dengan KPH Perhutani setempat," katanya.
Nantinya dalam pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata itu, atas arahan Bupati bisa melibatkan BUMDes desa setempat dan LMDH yang telah dibentuk Perhutani. Sehingga masyrakat sekitar bisa ikut turut serta mengelola obyek wisaya di wilayahnya.
Sementara itu Sudarmono Kepala Bagian Tapem Setda Blora menyatakan bahwa pihaknya bersama dengan Bagian Hukum Setda Blora sedang menyusun naskah MoU agar sesuai dengan kehendak dua belah pihak.
“Tadi sudah kita presentasikan rancangan per pasalnya untuk disusun dan direvisi bersama. Ini yang nantinya akan dijadikan dasar hukum pengelolaan pariwisata bersama Perhutani,” ungkap Sudarmono.
Isnin Soiban, Adm Perhutani KPH Kebonharjo memandang upaya Pemkab tersebut merupakan langkah yang positif. “Penataan kawasan hutan untuk pariwisata memang tidak menyalahi aturan perundang-undangan, asal tidak merusak fungsi utama dari hutan itu sendiri,” terangnya
Sekedar diketahui, saat ini sejumlah tempat wisata di wilayah Kabupaten Blora sebagian berada di wilayah perhutani, seperti Goa terawang, wisata Kolam Renang Kedung Pupur,Wisata Kerta Uap Loco Tour, Wisata Gubug Payung, dan sejumlah wisata lainnya. (pri/moha)