Proyek ECW Jambaran Tiung Biru Baru 44 Persen, PT PP Akui Kendala Lahan
Selasa, 30 Mei 2017 14:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Bojonegoro Kota - Proyek Early Civil Work (ECW) lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung Biru (JTB) hingga akhir Mei 2017 ini tercatat baru mencapai 44 persen. Pihak PT Pembangunan Perumahan (PP) selaku kontraktor utama dari Pertamina EP Cepu mengaku adanya kendala pembebasan lahan mengakibatkan lambatnya pengerjaan proyek ini.
Mengenai pembebasan lahan milik masyarakat tersebut, hal itu menjadi domain dari Pertamina EP Cepu (PEPC) yang bakal menjadi operator utama di proyek JTB. PEPC sudah memberikan komitmen akan melakukan penyelesaian dengan segera atas ganti rugi lahan milik masyarakat di sana.
"Sekarang 44 persen, target sampai Desember akhir tahun ini, sebenarnya tidak ada kemoloran, jadi kita kendala lahan belum dibebaskan sekarang sudah tuntas," kata Projects Control Manajer PT PP Akhil Fitantao Senin (29/05/2017).
Kendala pembebasan lahan ini diakui Akhlis berada di spot atau titik-titik tertentu. Melalui komunikasi dengan pihak PEPC pihaknya yakin bakal segera terselesaikan.
Pekerjaan yang dilakukan oleh PT PP saat ini tinggal menyisakan urukan dan bangunan yang tergolong bangunan kecil.
Disinggung mengenai adakah tunggakan pembayaran terhadap kontraktor lokal, Akhlis menjelaskan bahwa dukungan dana dari PT PP sendiri tergantung dari kemampuan pusat. Mengenai hal itu PT PP sudah menjelaskannya kepada pihak Pemkab Bojonegoro, langsung kepada bupati beserta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
"Untuk tagihan (invoice,red) kita netralkan dengan pemerataan pembayaran kepada kontraktor, sudah kita jelaskan ke asisten ll, bupati, dan kepala Disperinaker," jelas Akhlis.
Menurutnya, dana dari pusat sangat terbatas oleh karena itu pihaknya mensiasati dengan pemerataan pembayaran. Kata dia pusat tidak bisa mengalokasikan anggaran besar secara langsung. "Kita manut dari Jakarta, Jakarta ngasih berapa," imbuhnya.
Dia menambahkan ada sekitar 30 kontraktor skala kecil yang digandeng PT PP selama ini dan ada sekitar 20 kontraktor skala besar. Beberapa ada yang sudah menerima pembayaran secara utuh dan beberapa lagi baru sebagian dibayar.
Pihaknya juga mengaku sudah berkomitmen kepada pemkab mengenai permasalahan ini. Harapannya hingga proyek selesai keadaan tetap aman dan kondusif.
"Kalau kontraktor lokal kontraknya dengan PT PP sendiri, urusan dengan PEPC itu PT PP lain lagi," pungkasnya. (pin/kik)