Kabag Perekonomian : Pekerjaan PT BBS Masih Dalam Proses Semua
Jumat, 02 Juni 2017 10:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Bojonegoro Kota - Tahun 2017 ini menjadi awal penilaian kinerja direktur operasional baru PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS) Tony Ade Irawan. Setelah dilantik pada akhir Januari lalu banyak pekerjaan rumah yang menanti direktur baru tersebut. Terhitung sudah 4 bulan sejak dilantik hingga bulan Juni 2017 ini, sejumlah rencana kerja yang dicanangkan oleh PT BBS masih dalam proses.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Perekonomian Helmi Elizabeth kepada beritabojonegoro.com saat ditemui di ruang kerjanya. Helmi menyampaikan, PT BBS masih melakukan sejumlah negosiasi bisnis dengan para pihak untuk segera melakukan pekerjaan.
"Tahun 2017 ini masih on going proses, terkait kilang mini masih diupayakan juga mereka masih berburu agar dapat alokasi atau tidak dari Kementerian ESDM," tutur Helmi, Jumat (02/06/2017).
Selama belum ada kejelasan terkait didapatkannya atau tidak jatah minyak dari Kementerian ESDM, maka PT BBS juga belum bisa segera bekerja. Dalam pekerjaan ini PT BBS bakal menggandeng pihak ketiga untuk pembuatan kilang mini tersebut.
"Kalau itu bisa tahun ini keluar, mereka bisa langsung bekerja," imbuhnya.
Diperkirakan untuk massa komisioning pekerjaan tersebut bisa memakan waktu sampai tahun 2018. Setelah itu baru proses produksi, kata Helmi kalau dikatakan menghasilkan masih belum bisa menghasilkan dengan segera.
Dia memberikan contoh pekerjaan PT BBS yang benar-benar sudah pernah terealisasi adalah pengelolaan limbah dengan Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ). Saat itu pekerjaan tahun 2015 dan mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2016 sebesar Rp 1.425.395.199.
Sementara itu pada tahun 2016 diketahui bersama PT BBS mengalami kerugian dalam laporan keuangannya dan diperkirakan bakal gagal menyumbang PAD untuk tahun 2017 dengan target Rp 50 juta.
"Sumur tua ini juga belum, residence juga belum, masih proses, kita dorong pembuatan anak perusahaan, supaya nanti bisa ikut kegiatan di hulu hilir, kontruksi dan lain - lain," lanjut Helmi.
Pihak pemkab juga berharap PT BBS mampu menggandeng mitra kerja agar tidak lagi membebani APBD. Tapi tidak menutup kemungkinan bakal diberikan dana segar jika rencana bisnis dinilai bagus.
"Kita usahakan dengan mitra semua, seperti kilang mini, BBS kan pingin punya usaha sampingan, pipanisasi, mudah - mudahan kalau kapabel bisa dengan pihak perbankan," terangnya.
Helmi menambahkan dari pengalaman terdahulu PT BBS juga pernah mengalami kerugian saat mengerjakan rencana bisnis dalam bidang pertanian. Menurutnya kegagalan tersebut diperkirakan karena PT BBS tidak memiliki personel yang mumpuni untuk mengelola bidang pertanian.
"Bisnis kan ada untung dan rugi ya, waktu itu rugi perusahaan, sudah diaudit BPK dan inspektorat juga," pungkasnya. (pin/kik)