Banyak Hambatan, PEPC Masih Berharap Proyek EPC-GPF JTB Bisa Mulai Tahun Ini
Minggu, 25 Juni 2017 11:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Bojonegoro Kota - Proyek Engineering Procurement And Construction (EPC) dan Gas Processing Facility (GPF) di lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung Biru (JTB) belum juga menemui titik cerah. Pertamina EP Cepu (PEPC) sebagai operator utama proyek JTB masih mengharapkan proyek ini bisa berjalan tahun 2017, meski sudah beberapa kali molor dan ada sejumlah kendala.
Jika sesuai target awal, bulan Maret 2017 lalu PEPC harusnya sudah mampu memulai proyek pengembangan lapangan gas tersebut. PEPC sebagai operator utama yang telah mendapatkan penunjukkan dari kementerian ESDM tampaknya harus kembali bersabar.
Masalah utama yang dialami oleh PEPC adalah belum adanya pembeli gas yang akan diproduksi oleh JTB hingga saat ini. Pabrik pupuk Kujang sudah menyatakan mundur terlebih dahulu dari proses negosiasi harga tersebut.
SKK Migas melalui kepala unit percepatan proyek Banyu Urip dan JTB Julius Wiratno saat menggelar rapat bersama Pemkab dan PEPC awal bulan Mei lalu kembali menetapkan target. Target Kesepakatan jual beli gas dan penandatanganan kontrak bersama konsorsium bisa selesai pada akhir Mei dan seharusnya proyek bisa dimulai awal Juni lalu.
"Kalau semua lancar, akhir Mei negosiasi Selesai, awal Juni bisa mulai," kata Julius waktu itu.
Faktanya, hingga akhir bulan Mei target kembali gagal dan proyek dipastikan molor lagi. Selanjutnya perusahaan listrik negara (PLN) pada tanggal 31 Mei lalu, menyusul dengan menolak harga yang ditawarkan oleh Pertamina sebesar USD 7 per MMBTU dari sumur. PLN baru akan setuju jika harga gas USD 7 per MMBTU sampai ke plan gate di wilayah Gresik.
Harga tersebut baru bisa dikatakan ekonomis oleh PLN, sebab rata - rata harga gas di wilayah Jawa dari sumur sampai plan gate tidak melebihi USD 7 per MMBTU.
Publik government affair and relation Pertamina EP Cepu Kunadi, Jumat (16/06/2017), mengatakan saat ini PEPC kembali melakukan kajian agar bisa menyesuaikan harga. "Kalau target pembeli dari gas kita harapkan secepatnya, supaya proyek segera jalan," katanya.
PEPC sendiri juga masih menunggu kepastian negosiasi dari Pertamina pusat bersama Exxonmobil Cepu Limited (EMCL) mengenai pengambilalihan Saham 41 persen milik EMCL.
Meski di tengah banyaknya kendala Kunadi mengungkapkan, PEPC tetap berharap proyek JTB bisa berjalan pada tahun 2017 ini. " Tahun 2017 harus tetap jalan," pungkasnya. (pin/moha)