Kebakaran Hebat Rumah Janda Tua Mbah Sri
Masih Syok, Hilmi dan Bagas Izin Belum Bisa Masuk Sekolah
Senin, 05 Oktober 2015 11:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Kapas – Sehari setelah kejadian kebakaran yang meludeskan rumah Masrifah atau biasa disapa Mbah Sri, 65, warga Gang Dullah, RT 01 RW 01, Desa Wedi, Kecamatan Kapas, kedua cucunya yakni Hilmi Najiulloh, 16, dan adiknya, Bagas Noval Anshori, 10, terpaksa izin tidak bisa masuk sekolah.
Hilmi, panggilan Hilmi Najiulloh, duduk di kelas 10 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bojonegoro. Sedangkan, adiknya Bagas Noval Anshori duduk di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Desa Wedi. Pihak keluarga telah mengirimkan surat izin tidak bisa masuk sekolah atas dua bocah itu lantaran musibah kebakaran yang dialami keluarga Mbah Sri.
Masalahnya, tas, sepatu, seragam, buku pelajaran, buku tulis, peralatan tulis, dan semua perlengkapan sekolah milik Hilmi dan Bagas ikut ludes terbakar si jago merah pada Minggu (04/10) pukul 01.05 dini hari.
Menurut Umi Kholifah, bude Hilmi dan Bagas yang selama ini merawat kedua bocah itu, tidak ada barang atau perlengkapan sekolah yang bisa diselamatkan akibat musibah kebakaran itu. Namun, kata dia, ia bersyukur karena saat kejadian kebakaran ibunya, Mbah Sri, dirinya, Hilmi dan Bagas masih bisa menyelamatkan diri.
“Sekarang belum bisa mikir anak-anak sekolah. Sementara, kami izin pada pihak sekolah agar Hilmi dan Bagas izin dulu. Sebab, kedua bocah itu juga masih syok dengan kejadian kebakaran yang meludeskan seisi rumah,” ujar Umi Kholifah yang matanya terlihat sembab karena terus menangis.
Bukan hanya peralatan dan buku sekolah saja yang ikut ludes terbakar, ijazah dan surat penting milik Umi Kholifah, Mustain, dan Maskur, semuanya anak Mbah Sri, yang disimpan di lemari juga ikut ludes terbakar.
Beberapa teman sekolah Hilmi dan Bagas datang ke rumahnya dan memberi sumbangan berupa buku tulis, buku pelajaran, baju sekolah bekas. Hilmi dan Bagas sejak kecil diasuh oleh neneknya dan budenya, Umi Kholifah dan ditinggal ibunya di Papua. Namun, hingga sekarang ibunya tak memberi kabar.
Kepala Desa Wedi Mashuri, mengatakan, pihaknya sudah mendata dan melaporkan kejadian kebakaran yang menimpa rumah Mbah Sri hingga ludes itu. Laporan itu disampaikan ke kecamatan dan kabupaten.
“Kami berharap segera ada bantuan atau santunan bagi keluarga Mbah Sri,” ujarnya.
Sementara itu, para pemuda desa dan warga mengumpulkan dana bantuan untuk meringankan musibah yang dialami Mbah Sri dan kedua cucunya. Para pemuda meminta bantuan keliling pada warga desa. Ada yang menyumbang Rp10.000 sampai Rp50.000. (lyn/kik)
Foto kitab kuning dan buku pelajaran ikut ludes terbakar