Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi dengan Kerjasama Lintas Sektoral
Senin, 11 Desember 2017 12:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro - Hari ini Senin (11/12) bertempat di Ruang Angling Dharma Kantor Pemkab Bojonegoro digelar acara Pertemuan Koordinasi Tim Waspada Risti (Risiko Tinggi) Kabupaten Bojonegoro. Acara dibuka oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Drs. H. Setyo Hartono, MM. Yang menarik Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono, sebelum menyampaikan sambutan berkenan menyapa langsung mantan murid beliau yang kini menjadi pejabat di lingkup Dinas Kesehatan. Kebahagian seorang guru adalah manakala bisa melihat siswa dan muridnya berhasil meraih kesuksesan.
Wabup dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh komponen yang bekerja keras menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di lapangan. Meski Pemkab sudah menyentuh langsung layanan dengan sistem jemput bola namun harus didukung dengan infrastruktur jalan yang memadai.
Menurutnya, harus sinkron antara masyarakat, petugas kesehatan dan petugas KB yang dimulai dari data berapa jumlah ibu yang hamil, yang Risti dan berapa yang kekurangan gizi. Memang banyak ibu yang sudah memiliki kesadaran memeriksakan kehamilan mereka, namun banyak juga yang belum.
Kepada para tenaga kesehatan, selain data adalah didukung dengan peralatan yang memadai. Ketiga melibatkan pihak desa baik perangkat ataupun tokoh masyarakat untuk.memberikan info kepada keluarga atau ibu yang terindikasi Risti. Kemudian jika sudah terindikasi Risti agar menjelang persalinan agar mendekat dengan bidan atau faskes.
Hal lain untuk mencegah risti adalah jangan menikah di usia dini karena akan berdampak pada penyakit semacam kanker serviks. Kepada pihak Kementerian Agama agar tidak menikahkan pasangan diusia dini. Hal lain yang memicu terjadinya pernikahan dini karena faktor ekonomi, SDM dan faktor lainnya. Berbagai hal yang telah terjadi agar dijadikan pengalaman yang berharga dan senantiasa untuk sinkronisasi antar lintas sektoral untuk penanganan masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Sementara itu dokter Ahmad Hernowo dalam laporannya menjelaskan bahwa kerjasama lintas sektor dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi yang melibatkan lintas sektoral. Dijelasksn bahwa AKB di tahun 2015 dan 2016 di Bojonegoro mencapai 270 bayi dan di tahun 2017 ini mengalami penurunan menjadi 140 bayi di tahun 2017 sampai dengan Desember 2017 ini.
Sedangkan untuk Angka Kematian Ibu , sampai dengan Bulan Nopember ini terjadi 16 kasus kematian ibu. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2015 dan 2016 yang mencapai 23 kasus kematian. Dijelaskan jika tahun 2015 dan 2016 ini faktor kematian karena preeklamsi, eklamsi dan perdarahan. Di tahun 2017 ini faktor kematian karena menderita penyakit jantung berat. Oleh karenanya , pihaknya beberapa lalu memberikan pelatihan kepada tenaga medis ditingkat Puskesmas tentang pelatihan yang menghadirkan narasumber dari dokter spesialis jantung.
Selain itu adalah dengan pemeriksaan kesehatan bagi calon ibu dan calon pengantin. Jika terindikasi menderita penyakit berat diharapkan tidak hamil, sedangkan yang sakit jantung ringan diperkenankan hamil dengan pengawasan dari dokter obgyn dan dokter spesialis jantung. Hanya untuk penderita penyakit jantung berat diharapkan tidak hamil karena resiko kematian yang sangat tinggi.
Menurut Hernowo dalam mensukseskan kegiatan membutuhkan keterlibatan semua pihak, dan tidak bekerja sendiri namun membutuhkan dukungan semua pihak. Peserta acara ini adalah 165 koordinator Kb kecamatan, Camat, Kepala Puskesmas 36, bidan koordinator 36 orang dan koordinator KeskoKB sejumlah 36 orang. (mol/kik)