Kebakaran di Desa Tapelan Ngraho
Korban Kebakaran Masih Bingung Mau Tidur Dimana Nanti Malam
Senin, 12 Oktober 2015 12:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Ngraho - Peristiwa kebakaran yang menghanguskan tujuh rumah di RT 14 RW 7 Desa Tapelan, Kecamatan Ngraho, Minggu (11/10) malam, masih menyisakan duka mendalam di wajah para korban. Bahkan mereka sampai saat ini masih kebingungan mau numpang tidur dimana malam nanti. Sementara rumah mereka saat ini sudah habis menjadi arang.
Siang ini, para korban dan keluarganya masih duduk berkumpul lesehan di sebuah rumah tetangga yang belum jadi. Mereka ditemani sejumlah tetangga yang mencoba menghibur para keluarga korban itu. Raut muka sedih masih menyelimuti wajah para korban dan warga desa lainnya.
Kebakaran Minggu malam sekitar pukul 22.00 WIB itu meludeskan tujuh rumah, terdiri tiga rumah milik Sono (64), dua rumah milik Sani (62), dan dua rumah milik Parti (57). Semua rumah itu terbuat dari bahan kayu jati. Api berawal dari perapian sapi (diang) di kandang sapi belakang rumah Sono.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran hebat itu. Namun total kerugian ditaksir mencapai Rp 290 juta. Dengan rincian kerugian meliputi korban Sono Rp 110 juta, Sani Rp 100 juta dan Parti Rp 80 juta.
Sani (62), korban yang dua rumahnya ikut ludes terbakar, mengatakan, saat kejadian dirinya dan keluarga sedang berada di Gresik. Malam itu, sekitar pukul 23.00 WIB, dirinya mendapat telepon dari Sono, kakaknya, yang memberitahukan bahwa rumahnya telah terbakar.
"Saat itu saya dan istri langsung lemas. Saya ndak tahu apa yang mesti dilakukan. Akhirnya saya memutuskan langsung pulang, dan sampai di rumah Tapelan pukul 02.00 WIB. Setelah tahu rumah jadi arang saya tambah bingung lagi. Terus mau numpang ke tempat siapa, sementara mau menempati rumah sendiri sekarang sudah ludes," tuturnya kepada beritabojonegoro.com dengan nada sedih, Senin (12/10).
Ungkapan senada di sampaikan Sono (64), kakak Sani yang tiga rumahnya juga ludes. Dengan nada pasrah dia mengatakan, dirinya tidak menyangka mengalami cobaan seperti ini. Tiga rumah miliknya dan dua milik adiknya, Sani, kini ludes terbakar.
"Sejak kejadian semalam sampai sekarang, saya belum tidur Mas. Karena tidak ada tempat untuk tidur. Mungkin untuk nanti malam keluarga saya mau menumpang ke saudara, Mas," tuturnya dengan kondisi tubuh lemas dan pandangan kuyu.
Kesedihan mendalam juga dirasakan Parti (57), janda yang dua rumahnya terbakar habis. Dia terlihat sering mengusap air mata setiap ingat musibah kebakaran minggu malam itu. Ketika BBC mendekati dan mengajaknya bicara, mata Parti kembali berkaca-kaca.
"Saya sedih sekali Mas. Tapi ya mau gimana lagi wong musibah itu sudah terjadi. Semuanya ya nggak nyangka akan ada kebakaran. Untuk sementara saya numpang ke rumah tetangga terdekat," ujarnya sembari sesekali mengusap air mata dengan ujung bajunya. (mol/tap)
*) Foto para korban berkumpul di rumah tetangga