212 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair PKL di Bojonegoro
Selasa, 03 Juli 2018 15:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Sebanyak 212 mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mulai Selasa (03/07/2018) hari ini, akan melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tiga puskesmas di Kabupaten Bojonegoro, yaitu Puskesmas Baureno, Puskesmas Kepohbaru dan Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru. Rombongan mahasiswa tersebut di terima oleh Asisten bidang Pemerintah dan Kesra Pemkab Bojonegoro, Djoko Lukito dan Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiarti, di pendapa Pemkab Bojonegoro.
Ketua rombongan PKL, Indriati, dalam kesempatan tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa Unair, melakukan PKL di Bojonegoro. Lebih lanjut Indriati dalam laporannya menjelaskan bahwa mahasiswa yang akan mengikuti berbagai PKL sejumlah 212 mahasiswa dan 8 pembimbing. Serta tamu dari Austria yang mendampingi Universitas Airlangga Surabaya yang akan melakukan akreditasi internasional.
“Terima kasih kepada pemkab Bojonegoro yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa Unair yang akan melakukan PKL di Bojonegoro.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkab Bojonegoro, Djoko Lukito dalam sambutannya menyampaikan bahwa mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya akan melakukan PKL dan studi di dua kecamatan, yakni Baureno dan Kepohbaru.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh.mahasiswa yang akan melakukan PKL di Bojonegoro.” samnut Djoko Lukito.
Djoko Lukito menuturkan bahwa dewasa ini kesehatan masyarakat memerlukan perhatian dari berbagai pihak salah satunya adalah akademisi. Djoko Lukito juga menjelaskan bahwa program ini berkelanjutan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Apalagi pengetahuan masyarakat di 1000 hari kehidupan pertama itu masih rendah, ditambah lagi demografi wilayah Bojonegoro adalah wilayah pertanian dan akrab dengan kemiskinan.
“Masih banyak ditemui balita kita yang menderita kurang gizi, karena rendahnya pemahamannya. Permasalahan ini harus diselesaikan, pengetahuan dan pola asuh harus ditingkatkan, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.” jelas Djoko Lukito.
Djoko Lukito menambahkan bahwa salah satu yang mempengaruhi pola hidup adalah kultur yang ada di masyarakat. Dirinya berharap dengan diterjunkan mahasiswa PKL di wilayah Bojonegoro ini akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dihadapan para mahasiswa, Djoko Lukito juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pernah membuat program ODF namun sampai saat ini belum tuntas 100 persen.
Sedangkan untuk peningkatan status gizi, sudah diupayakan melalui program Positive Defience ( PD ) dan pentingnya memberikan pemahaman kepada ibu hamil bahwa memberikan ASI eksklusif di enam bulan pertama sangatlah penting.
“Dengan adanya PKL ini diharapkan akan membantu mengerakkan masyarakat menuntaskan ODF.” harap Djoko Lukito.
Di akhir sambutannya, Djoko Lukit berharap agar semua hasil selama PKL untuk dilaporkan kepada pemerintah sebagai umpan balik untuk evaluasi program pemerintah.
“Sehingga dari sisi program dan kebijakan bisa ditindak lanjuti oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta dan masyarakat. “ pungkasnya. (red/imm)