Gebyar Panti Asuhan Muhammadiyah-'Aisyiyah Se Jatim
Anak Berhak Sejahtera Sepenuhnya
Minggu, 25 Oktober 2015 16:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Kota - Sebuah seminar digelar dalam Gebyar Panti Asuhan Muhammadiyah-Aisyiyah se-Jawa Timur digelar di Aula At-Taqwa, Minggu (25/10), pagi hari ini.
Dalam seminar itu diangkat tema Membangun Kemandirian Panti Asuhan Muhammadiyah-Aisiyah Menuju Jawa Timur yang berkemajuan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Toto Utomo Budi Santosa, datang mewakili Menteri Sosial sebagai keynote speaker. Selain itu, hadir sebagai undangan anggota DPR RI, Kusbiyanto, Biro Pendidikan UNAIR, PD dan PR Muhammadiyah se-Kabupaten Bojonegoro.
Acara bertajuk sarasehan dengan memberikan pendidikan dan pemahaman tentang layanan kesejahteraan anak tersebut bertujuan untuk membangun sinergi antara pemerintah dengan lembaga masyarakat. Dalam hal ini adalah panti asuhan.
Toto Utomo Budi Santosa, berbicara tentang kehidupan anak. Katanya, anak sepenuhnya berhak mendapat kesejahteraan. Namun, pada kenyataannya, banyak anak terlahir dari keluarga dengan keadaan sangat miskin. Selain itu, juga tingginya tindak kekerasan dan eksploitasi anak, membuat anak membutuhkan asuhan dan bimbingan yang memadai.
"Sehingga sesuai UU nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak dan UU nomor 23 tahun 2000 tentang perlindungan anak, menjadikan kesejahteraan dan perlindungan anak sebagai tugas pemerintah," ujar Toto.
Pemerintah melalui Kemensos, sambung Toto, akan mengupayakan pembangunan dan penguatan jaringan dengan berbagai unsur untuk mewujudkan Indonesia sejahtera. Hal tersebut sudah diatur dalam Peraturan Menteri Sosial nomor 30/HUK/2011 tentang Standar Nasional Pelayanan Anak untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Sejak 2006, baik dalam pengasuhan Mensos maupun tidak, ditegaskan bahwa anak-anak mempunyai hak untuk diasuh dalam pengasuhan alternatif maupun asuhan lembaga. Sehingga perlu ada lembaga panti asuhan yang guna mewujudkan ksejahteraan anak.
"Gebyar Panti Asuhan yang diselenggarakan MPS PW Muhammadiyah Jawa Timur ini menginspirasi, karena bisa menjadi satu ikon untuk berbagi kepada sesama," ujar Sekjen Kemensos itu mengakhiri paparannya.
Ketua MPS PWM Jawa Timur, Drs H. Imam Hambali, M. Pd. mengatakan bahwa acara ini baru digelar pertama kali ini dan rencananya akan menjadi rutin. Bojonegoro dipilih sebagai tempat pertama karena dia mengakui pengelolaan PD Muhamaddiyah terhadap panti asuhannya terbilang cukup baik.
"Panti asuhan itu, kalau diibaratkan barang, itu barang KW 2. Supaya bisa menjadi KW 1, harus dilakukan usaha yang serius dan tertata serta harus kita pamerkan (tunjukkan ke publik)," katanya. Itu juga semangat yang mendasarinya menyelenggarakan Gebyar Panti Asuhan ini. (lyn/moha)