Dinas Pertanian Bojonegoro dan Petrokimia Gresik Lakukan Penyemprotan Pupuk di Lahan Petani
Senin, 03 Agustus 2020 13:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro bersama Petrokimia Gersik dan Forpimca Kecamatan Kanor, pada Senin (03/08/2020) lakukan sarahsehan dengan petani di Desa Semambung Kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro.
Dalam kegiatan tersebut, juga dilakukan penyemprotan bersama pupuk organik cair, di lahan milik petani desa setempat.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elizabeth AP MM; Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) PT Petrokimia Gresik untuk wilayah Bojonegoro, Ngawi dan Magetan, Endi Susilo; Camat Kanor, Kapolsek Kanor, Danramil Kanor, Kepala Desa se Kecamatan Kanor dan perwakilan Kelompok Tani dan Gabungan kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Kanor.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, bersama perwakilan Petrokimia Gresik dan Forpimca Kanor, saat foto bersama jelang acara penyemprotan bersama pupuk organik cair, di Kecamatan Kanor Bojonegoro. Senin (03/08/2020)
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya dalam mendukung lumbung pangan di Jawa Timur maupun nasional. Menurut Helmy, di tengah pandemi Covid-19, para petani tetap dapat berproduksi
"Kalau saya melihat dari luasan lahan tanamnya, tidak terlalu berpengaruh karena mereka tetap dapat berproduksi,
karena bagaimana pun juga mereka adalah garda terdepan di tengah pandemi ini untuk menjaga ketahanan pangan khususnya di Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur dan nasional." tutur Helmy.
Masih menurut Helmy, terkait hama utama yang menyerang tanaman petani di Kabupaten Bojonegoro adalah hama tikus, penggerek dan wereng, namun berdasarkan data yang masuk di Dinas Pertanian Bojonegoro, dari 28 kecamatan ada sekitar 25 kecamatan yang melaporkan adanya hama wereng. Dirinya berharap dengan kegiatan pengendalian yang telah dilakukan, mudah-mudahan tidak sampai terjadi penurunan jumlah produksi
"Tetapi mungkin ada beberapa wilayah yang sudah terlaporkan penurunan produksi 30 persen lebih, karena populasinya yang cenderung meningkat dan juga mungkin terlambat pengamatan serta terlambat untuk menggunakan aplikasi pestisida." kata Helmy.
Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) PT Petrokimia Gresik untuk wilayah Bojonegoro, Ngawi dan Magetan, Endi Susilo mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya untuk memperkuat sektor produksi pertanian dalam negeri di tengah pandemi Covid-19.
"Intensifikasi pertanian menjadi salah satu strategi untuk menggenjot produktivitas tanaman pangan di tengah ancaman krisis pangan." kata Endi Susilo.
Endi Susilo juga menyampaikan bahwa dalam kegiatan tersebut petrokimia pihaknya juga memperkenalkan produk baru untuk pertanian, berupa pupuk organik cair bernama Phonskaoca, yang ini ditandai dengan ujicoba penyemprotan pupuk organik cair tersebut. Selain itu, pihaknya juga menghadirkan klinik pertanian, melalui Mobil Uji Tanah untuk konsultasi pemupukan dan untuk pengendalian hama.
"Sehingga pengawalan kami menjadi lengkap, mulai dari kawalan teknis pemupukan hingga pengendalian hama." tutur Endi Susilo.
Endi Susilo menjelaskan bahwa selain di Kabupaten Bojonegoro, pihaknya juga melaksanakan kegiatan yang sama di sejumlah kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sementara terkait penggunaan pupuk organik, menurutnya merupakan upaya Petrokimia Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah.
Hal tersebut sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) tahun 2018, setidaknya ada 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah.
Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang, yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.
"Untuk itu melalui kegiatan ini, kami juga ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik." kata Endi Susilo. (dan/imm)