Ekonomi Kreatif dan UMKM
Kerajinan Anyaman Pandan Asal Kedungadem, Bojonegoro Ini Tembus Pasar Luar Daerah
Sabtu, 27 Maret 2021 13:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Pandemi COVID-19, tidak menghalangi produksi kerajinan anyaman daun pandan di Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Aneka kerajinan anyaman pandan asal desa tersebut sekarang ini mampu menembus pasar luar daerah, seperti Kabupaten Jombang, Lamongan, dan Nganjuk.
Selain dapat memesan secara langsung, para pembeli yang berminat mendapatkan aneka produksi kerajinan anyaman pandan dapat mendatangi galeri pusat oleh-oleh yang berada di Taman Rajekwesi, Kota Bojonegoro.
Salah satu perajin anyaman pandan di Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Efti Viana (25) kepada awak media ini Sabtu (27/03/2021) menuturkan bahwa kerajinan anyaman bambu ini sudah ada sejak lama ada di desanya, namun dulu hanya memproduksi tikar atau kloso, dirunya bersama warga lainnya berupaya berinovasi dengan menciptakan berbagai motif seperti, sajadah, tas, dompet, songkok, blangkon, topi, dan souvenir lainya.
"Berbagai motif ini dimulai sejak tahun 2019. Awalnya saat itu ibu Bupati Anna Muawanah datang ke sini, sehingga sejak saat itulah kerjinan anyaman pandan khas Desa Tondomulo dikenal masyarakat luas," tutur Efti Viana.
Ibu-ibu warga Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, saat memproduksi kerajinan anyaman daun pandan. (foto: dan/beritabojonegoro)
Dirinya mengungkapkan bahwa kerajinan anyaman pandan ini memiliki prospek yang tinggi dan sangat menguntungkan, karena harga bahan bakunya cukup murah dan mudah didapatkan, serta pembuatannya juga terbilang tidak terlalu sulit.
Dirinya mengaku bahwa saat ini produksi anyaman daun pandan produksinya telah menembus pasar luar Kabupaten Bojonegoro, antara lain Kabupaten Jombang, Lamongan, dan Nganjuk. Sementara terkait pemasaran dirinya memanfaatkan media sosial.
"Biasanya para pembeli datang sendiri atau pesan per telepon. Untuk warga Bojonegoro Kota bisa membeli di Galeri Taman Rajekwesi." kata Efti Viana.
Efti Viana menjelaskan untuk proses pembuatan anyaman daun pandan ini tidak terlalu sulit. Untuk proses pembuatan satu tas, mengabiskan waktu kurang lebih dua jam, karena dikerjakan secara bersama-sama oleh ibu-ibu PKK dan melibatkan masyarakat sekitar.
"Sehari bisa buat 20 buah dengan berbagai motif, karena pembuatan semua juga tergantung pesanan." kata Efti Viana.
Efti Viana menuturkan bahwa di saat pandemi COVID-19 ini dirinya bersama ibu-ibu di desanya masih terus memproduksi kerajinan anyaman pandan, karena permintaan masih terus mengalir. Ia mengaku omzet punjualannya per bulan berkisar antara Rp 6 juta hingga Rp 7 juta. Sementara untuk harga bervariasi, mulai Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu, atau tergantung besar kecilnya ukuran dan motifnya.
"Alhamdulillah tahun ini masih ramai pesanan. Di saat pandemi COVID-19 ini kerajinan anyaman daun pandan masih tetap diminati masyarakat." kata Efti Viana.
Bagi pembaca yang berkeingina membeli kerajinan anyaman daun pandan bisa datang langsung ke Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, atau di Galeri Taman Rajekwesi Bojonegoro. Selain itu bisa menghubungi Efti Viana melalu WhatsApp (WA): +62 852-3612-9625. (dan/imm)