Anak Sungai Bengawan Solo Sering Sebabkan Banjir
Senin, 14 Desember 2015 10:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Kota – Bencana banjir luapan Bengawan Solo maupun banjir bandang kerap terjadi di wilayah Bojonegoro saat musim hujan. Banjir luapan Bengawan Solo sering melanda wilayah yang berada di bantaran sungai. Sedangkan, banjir bandang sering menerjang permukiman penduduk di daerah selatan Bojonegoro.
Namun, semenjak beberapa tahun terakhir ini banjir juga sering dipicu meluapanya sejumlah anak Sungai Bengawan Solo. Belasan anak Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro mulai di daerah barat hingga timur Bojonegoro sering meluap manakala sungai sudah tidak mampu menampung air kiriman dari daerah hulu. Kemudian, air meluber menggenangi permukiman penduduk, areal persawahan, dan juga jalan kecamatan dan pedesaan.
Sejumlah anak Sungai Bengawan Solo yang sering meluber yaitu Sungai Mekuris di wilayah Kecamatan Kanor, Kaligandong di wilayah Kecamatan Purwosari dan Gayam, Kali Ganggang di wilayah Kecamatan Kalitidu, Sungai Kalitidu di Kecamatan Kalitidu, Sungai Kening, Sungai Batokan, dan juga Sungai Pacal.
Menurut Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Sukirno, sejumlah anak Sungai Bengawan Solo sering meluap saat musim hujan. Anak Sungai Bengawan Solo ini ukuran lebarnya tidak sampai 50 meter dengan panjang sekitar 8 sampai 15 kilometer. Namun, kata dia, sungai ini sering meluap karena tidak mampu menampung air kiriman dari daerah hulu.
Menurutnya, muara terakhir sejumlah sungai itu adalah Sungai Bengawan Solo. Namun, kata dia, pada saat air Bengawan Solo penuh akibatnya aliran air dari anak sungai itu tidak lancar dan akhirnya terjadi luberan yang menggenangi permukiman penduduk dan areal persawahan.
Sementara itu menurut Mbah Dono, warga Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari, kondisi tebing Sungai Kaligandong yang longsor sepanjang 500 meter dengan lebar 100 meter dan kedalaman 20 meter hingga kini belum diperbaiki. Padahal, kata dia, pihak Pemkab Bojonegoro berjanji akan membuat tanggul di sekitar tebing sungai yang longsor tersebut.
Tebing sungai yang longsor itu, kata Mbah Dono, terus melebar. Bahkan, kata dia, rumahnya sudah dibongkar karena khawatir terseret longsor. Sedangkan, rumah Mbah Marem di dekat lokasi longsor juga telah dibongkar dan dipindah. “Semuanya itu memakai dana pribadi. Tidak ada sepeser pun bantuan dari pemerintah,” ujarnya. (nam/kik)
foto kaligandong di Kecamatan Purwosari