Sempat Beralih ke Pertamax, Kini Ojol Bojonegoro-Tuban Kembali Gunakan BBM Pertalite
Kamis, 06 November 2025 20:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Sempat terdampak masalah motor brebet usai pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite beberapa waktu lalu, para pengemudi ojek online (Ojol) di Kabupaten Bojonegoro kini mulai kembali menggunakan BBM jenis Pertalite.
Dalam tiga hari terakhir, penggunaan Pertalite kembali normal setelah sebelumnya sebagian besar pengemudi beralih ke Pertamax. Walaupun ada yang tidak motornya brebet, namun jaga-jaga atau antisipasi saja.
Hal tersebut, diungkapkan Ketua Komunitas Ojol Bojonegoro, Suwito. Menurutnya, kondisi kendaraan para pengemudi kini sudah kembali stabil. Meski beberapa pengemudi sempat terdampak hingga masuk bengkel, kini mereka sudah tenang mengisi Pertalite lagi.
“Sudah sekitar tiga hari ini, kami pakai Pertalite lagi dan motor berjalan normal. Nggak ada brebet atau mogok,” ujar Suwito, Kamis (06/11/2025).
Suwito menuturkan, saat awal kejadian, banyak pengemudi yang khawatir karena mesin motor terasa tidak bertenaga dan tersendat setelah mengisi Pertalite di beberapa SPBU. Untuk menghindari risiko kerusakan, sebagian pengemudi memilih sementara waktu menggunakan Pertamax.
“Waktu itu kami beralih ke Pertamax dulu, meskipun biayanya lebih mahal. Yang penting motor bisa jalan lancar, karena ojol kan bergantung pada kendaraan,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi langkah cepat dari pihak SPBU dan Pertamina yang melakukan pengecekan serta penanganan di lapangan. Menurutnya, setelah ada tindak lanjut, kualitas bahan bakar di SPBU sudah jauh lebih baik.
“Kami berharap ke depan nggak ada lagi kejadian serupa. Kalau sekarang, Pertalite sudah aman dan bisa kami pakai seperti biasa,” harapnya.
Senada disampaikan Ketua DPC Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Tuban, Yuri Novianto, mengungkapkan bahwa banyak anggotanya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk perbaikan motor karena adanya brebet beberapa waktu lalu.
“Sebagian besar pengemudi memilih beralih ke Pertamax kemarin, karena takut kejadian serupa terulang. Namun, keputusan tersebut membuat beban operasional harian meningkat cukup tajam. Biasanya kami habis Rp50.000 sampai Rp60.000 per hari untuk BBM, karena pindah Pertamax bisa tembus Rp100.000,” jelasnya.
Sementara itu, sebagian kendaraan ojol yang sempat rusak kini sudah kembali beroperasi, meski masih ada rasa waswas untuk mengisi Pertalite. Para pengemudi berharap Pertamina memperketat pengawasan kualitas (quality control) terhadap BBM yang didistribusikan ke masyarakat.(red/toh)









































.md.jpg)






