Forum Radio Bojonegoro Gelar Dialog Tema Geopark
Senin, 10 November 2025 12:00 WIBOleh Mohamad Tohir
Bojonegoro - Forum radio Bojonegoro menggelar kongkow inspiratif dar radio (Kopidarad) bertema Geopark di Jalan Mastumapel saat momen Car Free Day, Minggu (09/11/2025) kemarin. Kegiatan ini dihadiri narasumber Kepala Bappeda Bojonegoro, Achmad Gunawan dan Pengelola Pusat Informasi Geopark, Satria.
Ketua FRB Bojonegoro, Pamor Paramyta Adhi, mengatakan kegiatan Kopidarad kali ini merupakan yang terakhir di tahun 2025 ini. Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Kopidarad yang cukup mendapat sambutan baik dari masyarakat. "FRB merasa bangga dan bahagia bisa memberikan manfaat kepada publik, selain melalui radio, juga melalui dialog secara terbuka untuk umum di momen CFD ini," kata Pamor.
Dengan dimoderatori oleh Joe, penyiar senior dari SBI FM, dialog dengan tema Geopark ini berjalan gayeng hingga usai. Dalam paparannya, Achmad Gunawan mengatakan bahwa Geopark di Bojonegoro cukup membanggakan untuk semua. Karena saat ini Geopark di Bojonegoro levelnya sudah nasional dan menuju Global Unesco.
"Kita berbeda dengan daerah-daerah lainnya yang mengandalkan wisata pantai, pegunungan, hutan dan sebagainya yang rata-rata di daerah selatan Jawa. Kita berada di tengah bagian utara. Geopark yang kita punya adalah petroleum system," kata Gunawan.
Gunawan juga menjelaskan keberuntungan Bojonegoro yang memiliki kondisi minyak bumi dan gas berbeda dengan daerah lain. Minyak di Bojonegoro, berada dalam lapisan yang muncul ke atas, tidak dalam, seperti Kedung Lantung di Desa Rendeng, Kecamatan Sukosewu dan tambang tradisional di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan.
"Di Wonocolo orang pakai timba sudah bisa mengambil minyak mentah. Di Rendeng, Sukosewu, orang dengan memanfaatkan bulu ayam dicelupkan ke permukaan Kedung Lantung sudah bisa mendapatkan minyak mentah yang dulu digunakan warga untuk menyalakan oblik (penerangan zaman dulu)," kata Gunawan.
Pekerjaan besar saat ini, menurut Gunawan, adalah menginventarisir semua kekayaan Geopark di Bojonegoro serta bersama-sama membangun kesadaran untuk menjaganya.
Sementara itu, Pengelola Pusat Informasi Geopark Bojonegoro, Satria, menjelaskan tentang peradaban Bojonegoro di masa lalu yang luar biasa dengan ditandai penemuan benda-benda purbakala. Sambil menunjukkan beberapa benda purbakala, Satria menjelaskan bahwa di masa lalu Bojonegoro ini adalah lautan dangkal.
"Ini adalah fosil udang, kepiting dan hewan-hewan laut. Ini dari 2 juta tahun yang lalu di mana Bojonegoro ini adalah lautan dangkal yang kemudian berubah karena proses alam," kata Satria.
Satria juga menjelaskan tentang pentingnya peran masyarakat dalam menjaga dan merawat warisan kepurbakalaan di Bojonegoro. "Kami mengimbau kepada masyarakat apabila menemukan benda purbakala harap melapor ke Dinas terkait untuk kemudian kami tindaklanjuti," kata Satria.
Salah seorang warga asal Kecamatan Kapas yang sedang jalan-jalan CFD, Lugiono, mengaku tertarik dengan kegiatan ini. Dia berhenti dan menyimak paparan narasumber sambil melihat benda-benda purbakala yang ditampilkan pada meja di depan panggung.
"Ternyata ada benda-benda dari zaman purba di Bojonegoro. Bangga jadinya karena kita ini sudah punya peradaban besar di masa lampau," katanya.(toh/imm)









































.md.jpg)






