Embung Tlogoagung Menyusut Drastis
Selasa, 08 September 2015 09:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Kedungadem – Debit air Embung Tlogoagung di Desa Tlogoagung, Kecamatan Kedungadem, menyusut drastis selama musim kemarau tahun ini. Persediaan air di embung ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pengairan persawahan di sekitarnya.
Embung Tlogoagung seluas satu hektare dan mempunyai kedalaman sekitar 3 meter. Namun, selama musim kemarau ini persediaan airnya tinggal satu setengah meter. Air hanya tersisa di dasar embung.
Karena persediaan air semakin menipis, pihak Desa Tlogoagung meminta bantuan air bersih kepada pihak Pemkab Bojonegoro. Bantuan air bersih itu diperlukan untuk kebutuhan air minum, memasak, dan lainnya.
Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogoagung, Jasdi, persediaan air di embung Tlogoagung semakin menipis. Air yang ada itu, kata dia, diperkirakan tidak cukup untuk kebutuhan sampai akhir November mendatang.
“Air di embung itu masih sisa sedikit. Digunakan oleh warga untuk air minum ternak dan lainnya. Tetapi, kalau air minum kami meminta bantuan air bersih dari Pemkab Bojonegoro,” ujar Jasdi.
Menurutnya, di Desa Tlogoagung juga ada embung yang dibangun pada 2013 lalu. Embung ini memakai sistem pompa air dan saringan pasir lambat bantuan dari pemerintah pusat. Air di embung itu dimanfaatkan oleh warga untuk kebutuhan air minum.
“Tapi jika kemaraunya panjang yakni sampai akhir November maka air di embung itu juga tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi warga,” ujarnya.
Sementara itu menurut Saeman, warga Desa Tlogoagung, warga saat ini mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, sumur di pekarangan telah menyusut dan kering. Begitu pula sungai yang mengalir di desa telah mengering.
“Beberapa waktu lalu kami sudah mendapatkan bantuan air bersih. Tetapi, bantuan air bersih itu juga bukan solusi. Sebab, pembagiannya tidak merata dan malah menjadi masalah baru,” ujarnya.
Sementara itu, kata dia, lahan persawahan saat ini dibiarkan tidak tergarap atau bero. Sebab, tidak ada pengairan untuk bercocok tanam. Air di embung itu juga tidak bisa dialirkan atau digunakan untuk pengairan persawahan. (nam/kik)
*foto embung tlogoagung