Cadangan Air di Waduk dan Embung Mulai Berkurang
Selasa, 20 September 2016 08:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro - Cadangan air yang ada di sejumlah waduk dan embung di Kabupaten Bojonegoro mulai berkurang. Namun, pada tahun ini merupakan musim yang baik untuk penampungan air karena musim hujan terjadi lebih panjang.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, Retno Wulandari, mengungkapkan, pada bulan Januari hingga Mei intensitas hujan masih tinggi. Sehingga, cadangan air di waduk maupun embung cukup besar.
"Pada bulan Mei hingga kini intensitas hujan sudah kecil. Sehingga cadangan air di embung dan waduk berkurang," ungkapnya.
Pada tahun 2016, Pemkab Bojonegoro membangun sebanyak 33 embung dari target 55 embung. Pembangunan embung ini menyebar, namun lebih banyak di wilayah sisir timur Bojonegoro, seperti Kecamatan Sugihwaras, Kepohbaru, Kedungadem, dan di sisir utara berada di Kecamatan Trucuk.
"Masing-masing kecamatan itu sudah ada lebih dari 10 embung. Pembangunan itu dilakukan di tanah khas desa dan tanah solo valey," terangnya.
Pembangunan embung itu dari dana APBD senilai Rp 2 miliar. Namun dalam pengelolaannya nanti diserahkan langsung kepada pihak desa. Dalam pembangunan embung itu ada tiga jenis, embung geomembran, embung pertanian dan embung konservasi.
Embung geomembran, kata dia, dimanfaatkan untuk air baku masyarakat, yakni untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan embung pertanian, untuk membantu pembasahan tanah pertanian di musim kemarau. Karena kapasitasnya kecil dan embung konservasi tujuannya untuk memperbesar resapan tanah. (her/kik)