Inilah Data Kerugian Akibat Jebolnya Tanggul Kaliapur di Baureno
Sabtu, 01 Oktober 2016 17:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Baureno - Hingga hari ini, Sabtu (01/10/2016), proses perbaikan tanggul jebol Kaliapur di Desa Pucangarum Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro, terus berlanjut. Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro beserta jajaran Kabag dan Kasat Polres Bojonegoro berkesempatan meninjau dan ikut bahu-membahu memperbaiki tanggul Kaliapur, siang tadi sekira pukul 12.00 WIB.
"Kita meninjau banjir, yang menimbulkan tanggul jebol dan akibatnya lahan persawahan milik petani tergenang, Alhamdulillah ini selesai panen bukan sebelum panen dan baru disemai kurang lebih dua minggu," ujarnya.
Selain meninjau tanggul, kedatangan Kapolres juga untuk mengecek anggota yang tengah bekerja di lapangan memperbaiki tanggul. Sejak kemarin, jajaran Polsek Baureno dan Polsek Kanor membantu pemerintah desa dan tim BPBD Kabupaten Bojonegoro.
"Sebenarnya jebol sudah sejak kemarin pagi. Lalu kita upayakan menanggulangi, kita harus bersinergi antara semua pihak. Yang pertama dengan bambu, tapi tidak mampu karena kurang kuat. Lalu kita pakai rangkaian bronjong nanti ditambah karung diisi pasir," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, tanggul Kaliapur jebol karena naiknya muka air Bengawan Solo pada Jumat, 30 September 2016, sekira pukul 05.00 WIB. Tanggul jebol sepanjang 6 meter. Akibatnya, ratusan sawah warga di 1 desa di Kecamatan Baureno dan 11 desa di Kecamatan Kanor tergenang air.
Berikut data desa dan luas areal sawah di wilayah Kecamatan Kanor yang terendam pada 30 September 2016 hingga pukul 21.00 WIB.
1. Desa Kabalan
- Persemaian padi seluas 2,4 hektare (untuk 80 hektare sawah), ditaksir kerugian mencapai Rp 32 juta
- Jagung seluas 30 hektare, kerugian ditaksir Rp 135 juta
- Lombok seluas 5 hektare, kerugian ditaksir Rp 300 juta
2. Desa Sarangan
- Jagung seluas 12 hektare, kerugian ditaksir Rp 54 juta
3. Desa Cangaan
- Persemaian padi seluas 2 hektare (untuk 61 hektare sawah), kerugian ditaksir Rp 26,6 juta
- Jagung seluas 5 hektare, kerugian ditaksir Rp 22,5 juta
4. Desa Simbatan
- Persemaian padi seluas 2 hektare (untuk 60 hektare sawah), kerugian ditaksir Rp 26,6 juta
5. Desa Piyak
- Persemaian padi seluas 0,15 hektare (untuk 5 hektare sawah), kerugian ditaksir Rp 2 juta
- Jagung seluas 1 hektare, kerugian Rp 4,5 juta
- Jalan poros desa tergenang sepanjang 10 meter
- Jalan lingkungan tergenang sepanjang 50 meter
6. Desa Tambahrejo
- Jagung seluas 67 hektare, kerugian Rp 301 juta
- Lombok seluas 20 hektare, kerugian Rp 1,2 miliar
7. Desa Kanor
- Jagung seluas 9 hektare, kerugian Rp 40,5 juta
8. Desa Semambung
- Jagung seluas 29,5 hektare, kerugian Rp 132 juta
- Lombok seluas 0,5 hektare, kerugian Rp 30 juta
9. Desa Pilang
- Jagung seluas 15 hektare, kerugian Rp 67,5 juta
10. Desa Gedongarum
- Jagung seluas 9 hektare, kerugian Rp 40,5 juta
11. Desa Kedungprimpen
- Persemaian padi seluas 9,75 hektare (untuk 325 hektare sawah), kerugian Rp 130 juta
Sementara itu di Desa Pucangarum Kecamatan Baureno seluas 165 hektare sawah warga tergenang. Rinciannya, 130 hektare baru 2 minggu tanam dan 30 hektare lahan kosong. (pin/tap)