Ini Sentuhan PEP Cepu pada Perajin Batik di Jambaran-Tiung Biru
Kamis, 08 Desember 2016 11:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Tambakrejo - Masyarakat sekitar daerah operasi lapangan minyak dan gas bumi (migas) Jambaran-Tiung Biru (JTB) diharapkan mampu mandiri dengan usaha batik yang dilakukan. Untuk itu operator Jambaran-Tiung Biru, Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEP Cepu) terus memberikan bekal keterampilan terhadap mereka untuk mengembangkan bisnis industri batik.
Sebanyak 25 orang dari 5 desa di 3 kecamatan sekitar lokasi sumur, kini sudah mampu memproduksi batik tradisional. Batik produksi mereka memiliki ciri khas, karena dominan berwarna kalem dengan menggunakan pewarnaan alam. Sehingga nuansa alamiahnya sangat kental.
Menurut Public and Government Affair Pertamina EP Cepu Edy Purnomo, keterampilan bisnis batik yang diberikan kepada masyarakat sekitar lokasi pengeboran JTB, nantinya diharapkan agar mereka mampu bersaing di pasar global. Program ini merupakan lanjutan dari pelatihan yang pernah dilakukan PEP Cepu pada 2015 lalu.
"Jadi, programnya berkelanjutan," kata Edy.
Selain memberikan bekal keterampilan kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi, manajemen PEP Cepu juga berusaha membuka pasar dari hasil usaha batik warga ini. "PEP Cepu selanjutnya akan melakukan pameran yang bisa menjadi ruang bagi kelompok batik ini. Perusahaan juga mewajibkan tamu yang datang memakai batik Jonegoro (Bojonegoro)," tambahnya.
Pertamina EP Cepu berharap dengan adanya pelatihan untuk warga sekitar wilayah operasi nantinya akan menciptakan local hero atau tokoh perempuan yang bisa bersaing di tingkat global. Batik yang memiliki ciri khas pewarnaan alami ini diharapkan menjadi rujukan bagi para pembeli yang akan mencari batik alami.
"Sebelum kegiatan eksplorasi digelar, kita sudah melakukan pelatihan kepada warga sekitar lokasi agar bisa berkompetisi dengan dunia luar. Ke depan jika hasil evaluasi bagus, maka program ini akan diteruskan di tahun-tahun berikutnya," ujarnya saat Peluncuran Program Peningkatan Kompetensi Perajin Batik Bojonegoro di Kantor Balai Desa Dologgede, Kecamatan Tambakrejo, Selasa (6/12/2016) kemarin.
Program peningkatan kompetensi perajin batik Bojonegoro ini didampingi NGO lokal dari Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos). Ketua Ademos, Mohammad Kundori, mengungkapkan, sebanyak 25 perajin batik yang mendapat program pengembangan keterampilan ini berasal dari 5 desa sekitar lapangan Jambaran-Tiung Biru (JTB).
Kelima desa itu, Desa Dologgede dan Kalisumber di Kecamatan Tambakrejo, Desa Kaliombo dan Pelem di Kecamatan Purwosari, serta Desa Bandungrejo di Kecamatan Ngasem.
Kegiatan tersebut merupakan manifestasi tanggung jawab sosial PEP Cepu sebagai operator migas yang akan melakukan kegiatan ekplorasi di lapangan JTB, sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada pekerjaan yang terkait dengan eksplorasi.
"Rencananya, dalam program ke depan yang akan kita lakukan diklat batik pewarna alam, belajar membentuk usaha secara kelompok, diklat penguatan jaringan pemasaran dan studi banding," jelasnya. (her/kik)