Peristiwa Ledakan dan Tanah Amblas di Wonocolo
BPBD dan PPSDM Migas Cepu Keluarkan Analisa dan Rekomendasi
Jumat, 17 Februari 2017 21:30 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kedewan - Sesuai rencana, Jumat (17/02/2017) pagi tadi, BPBD Kabupaten Bojonegoro bersama Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Migas Cepu melakukan peninjauan ke lokasi bencana ledakan dan tanah amblas di wilayah Desa Wonocolo RT 07 RW 03 Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro. Mereka melakukan analisa untuk memastikan penyebab terjadinya bencana tersebut. Mereka juga memberikan rekomendasi dalam penanganan bencana yang telah terjadi.
Sebagaimana disampaikan Pejabat Sementara Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andhik Sujarwo, Tim dari BPBD dan Tim Ahli dari Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Migas Cepu, telah usai melaksanakan peninjauan dan analisa di lapangan pada Jumat (17/02/2017) hari ini.
“Peninjauan lokasi dilakukan 3 orang Tim Ahli dari PPSDM Migas Cepu diikuti Tim dari BPBD dan dari Kecamatan serta Pemdes,” terang Andhik Sujarwo.
Lebih lanjut Andhik menjelaskan, berdasar keterangan warga setempat, kejadian longsor sudah pernah terjadi beberapa waktu yang lalu dan longsor saat ini tepat berada di atas lokasi longsor terdahulu atau longsor susulan.
Selanjutnya, berdasarkan analisa dapat disimpulkan beberapa penyebab longsor. Di antaranya sifat fisik tanah yang gembur dan mudah meresap air dengan ketebalan 5 meter; adanya bidang gelincir dengan sudut lereng 37 derajat; adanya curah hujan yang tinggi sebelum terjadinya longsoran dan kondisi lahan yang terbuka atau gundul.
Adapun rekomendasi yang disampaikan oleh tim ahli dari PPSDM adalah, daerah sekitar longsoran masih berpotensi untuk terjadinya longsor susulan, sehingga perlu segera dilakukan langkah-langkah lebih lanjut. Di antaranya retakan tanah harus segera ditutup dengan tanah lempung dan dipadatkan agar air permukaan tidak masuk; longsoran mengancam keselamatan jiwa penduduk yang tinggal di lokasi tersebut, sehingga perlu segera dilakukan relokasi dan mengupayakan menanami lereng tersebut dengan tanaman berakar kuat serta dalam, sehingga dapat menahan longsoran.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi saat ini adalah penduduk terdampak tidak memiliki tanah alternatif untuk relokasi; lahan pertanian rusak akibat longsoran, sehingga mata pencaharian warga terdampak, terancam; aktivitas masyarakat di sekitar lokasi yang hanya sekedar melihat-lihat hendaknya perlu dibatasi guna menghindari bahaya; relokasi membutuhkan biaya yang relatif besar dan terdapat ancaman banjir, karena sungai yang berada di bawah lereng tersebut, tertutup material longsoran.
Sedangkan saran dan upaya tindak lajut, Pemdes setempat melalui APBDes, dapat memanfaatkan pos dana tanggap bencana atau tukar guling tanah warga dengan tanah milik Perhutani. Dinas terkait disarankan memrogramkan kegiatan pelatihan vocational bagi KK terdampak bencana, sebagai sumber mata pencaharian pengganti. Pengamanan lokasi longsor dan pembatasan aktivitas. Melalui BPBD, akan mengusulkan santunan untuk biaya relokasi, dan kekurangannya dapat dibantu APBDes atau stake holder lainnya. Pengosongan lokasi guna menghindari ancaman bahaya banjir yang dapat terjadi sewaktu waktu apabila hujan turun dengan intensitas deras. Dan yang terakhir, terdapat warga terdampak yang rentan, yaitu sedang hamil dan lansia, sehingga perlu penanganan bidang kesehatan secara berkala. (her/moha)
Baca Kapolres Bojonegoro Kunjungi Warga Terdampak Bencana Tanah Amblas di Wonocolo