Meida Firdyah Syafirina, Guru Bimbel Bahasa Inggris
Meida Nyaman dengan Bahasa Inggris, Ingin Lihat Panda ke China
Sabtu, 04 Maret 2017 16:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
DI ERA ini, bahasa Inggris sudah tidak asing lagi dalam keseharian. Mulai dari dewasa sampai kanak-kanak, sudah banyak yang memakai bahasa inggris dalam percakapan, meski hanya sekadar sapaan thank you atau i love you. Namun bagi dara bernama Meida Firdyah Syafirina ini, bahasa Inggris menjadi bagian dari perjalanan hidup. Meida sendiri adalah seorang guru bahasa inggris di sebuah lembaga bimbingan belajar di Bojonegoro.
Beritabojonegoro.com (BBC) menemuinya ketika dia sedang bercengkerama mesra dengan muridnya menggunakan bahasa inggris. Tidak ada rasa canggung untuk bercakap-cakap. Katanya, kuncinya adalah membiasakan diri.
"Saya dulu juga paling lemah dalam hal speaking. Namun setelah berada di lingkungan yang mendukung, saya jadi mencoba-coba berbicara dengan bahasa inggris," katanya.
Meida bercerita bahwa di tempat bimbelnya ini, dia bertemu dengan bule-bule dari luar negeri. Ada yang dari Amerika, dari New Zealand dan Nigeria. Menurutnya, yang penting lawan bicara itu paham dengan apa yang kita obrolkan. Tidak perlu selalu mengacu pada grammar atau struktur kalimat yang benar. Sebab ini bukan ujian.
"Tentu saja sangat berbeda ketika berada di lingkungan formal, di dalam kelas atau pada saat ujian yang mana seluruh kemampuan dinilai," imbuhnya.
Pengalaman Meida tertarik dengan bahasa inggris dimulai sejak SD. Di mana guru bahasa inggrisnya dinilai baik hati dan juga ramah. Kemudian menginjak SMP, Meida mulai menekuni pelajaran bahasa Inggris. Dia berpikir untuk terus mengembangkan kemampuannya. Terlebih lagi dia ingin menjadi guru. Meida ingat sekali, setiap ayahnya pulang kerja, ayahnya selalu membawa kapur tulis.
Kapur itulah yang digunakan Meida untuk menulis di papan kosa kata bahasa inggris. Kadangkala juga, Meida ikut ayahnya mengajar di sekolah pendidikan kepolisian. Yang diingatnya bukanlah para polisi yang bertubuh kekar dengan wajah serius. Melainkan betapa gembirannya bisa mengajar di kelas.
"Cita-cita saya kan guru, dan saya suka bahasa inggris. Makanya saya ambil kuliah di jurusan pendidikan guru bahasa inggris," sambungnya.
Meida menempuh pendidikan bahasa Inggrisnya di IKIP PGRI Bojonegoro. Tidak jadi masalah kalau dia hanya menempuh kuliah di kampus swasta. Baginya lebih baik berada di tempat yang biasa dan dia bisa nberkembang. Daripada kampus yang hebat, tetapi dia tak mampu berkembang.
Saat ini dia sibuk mengajar di lemba bimbel dan juga membuka les privat bahasa Inggris di rumahnya. Baginya bahasa Inggris membuatnya nyaman, dan menjadi guru adalah keinginannya.
"Pikir saya ini simpel. Saya tidak peduli kalau tentang gajinya. Yang penting adalah saya seneng dan nyaman melakukannya," jelasnya.
Meida juga berpesan, dalam memelajari bahasa Inggris, sebaiknya kita menyukainya terlebih dulu. Kemudian memiliki tekad yang kuat untuk belajar dan tidak menyerah. Media pembelajaran yang digunakan bisa melalui film atau lagu. Meida sendiri belajar untuk listening menggunakan dua alternatif itu. Sehingga telinganya terbiasa mendengar pengucapan bahasa inggris yang benar.
Kerja kerasnya mulai menunjukkan hasil ketika dia diminta untuk mengajari bahasa inggris pegawai spa yang akan dikirim ke luar negeri. Meida juga pernah membantu temannya untuk menerjemahkan tugas temannya.
Selain aktif mengajar di bimbel,ada keinginan Meida yang belum tercapai. Yakni pergi ke China untuk melihat panda. Perempuan kelahiran 1994 ini sangat menyukai panda dan ingin melihatnya secara langsung. (ver/moha)