Belum Genap 3 Bulan, di Bojonegoro Terjadi 10 Kasus Gantung Diri
Rabu, 21 Maret 2018 19:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
BELUM genap tiga bulan, atau jika dihitung, pada Rabu (21/03/2018) hari ini, tahun 2018 baru berjalan selama 80 hari. Namun ada hal yang cukup memprihatinkan, dimana berdasarkan data yang dihimpun media ini, hingga hari ini di Kabupaten Bojonegoro telah terjadi 10 kasus gantung diri. Jika dirata-rata, setiap 8 hari terjadi satu kasus gantung diri.
Dari data tersebut, pada bulan Januari 2018 terjadi tiga kasus gantung diri. Terjadi pada tanggal 11/01/2018, di Kecamatan Kalitidu, tanggal 14/01/2018, di Kecamatan Padangan dan tanggal 20/01/2018, di Kecamatan Ngraho.
Pada bulan Februari 2018, juga terjadi tiga kasus gantung diri. Terjadi pada tanggal 16/02/2018, di Kecamatan Sukosewu, tanggal 18/02/2018, di Kecamatan Bubulan dan tanggal 27/02/2018, di Kecamatan Gayam
Sedangkan selama bulan Maret 2018, hingga hari ini telah terjadi empat kasus gantung diri. Yaitu pada tanggal 17/03/2018, terjadi tiga kasus gantung diri, di Kecamatan Margomulyo, Kecamatan Ngraho dan Kecamatan Kepohbaru serta yang baru saja terjadi hari ini, di Kecamatan Margomulyo.
Baca: Kembali, Warga Margomulyo Ditemukan Meninggal Dunia Gantung Diri
Sementara itu, selama tahun 2017, terjadi 30 kasus gantung diri, atau setiap 12,17 hari, terjadi satu kasus gantung diri . Terjadi di Kecamatan Tambakrejo sebanyak lima kasus; Kecamatan Bubulan dan Sugihwaras, masing-masing sebanyak tiga kasus; Kecamatan Ngasem, Ngambon, Padangan, Sumberrejo, Dander dan Kedungadem, masing-masing dua kasus dan di Kecamatan Kasiman, Kapas, Temayang, Margomulyo, Ngraho, Kalitidu dan Malo, masing-masing terjadi satu kasus gantung diri.
Baca jug: Bojonegoro Darurat Gantung Diri?
Dari pengamatan awak media ini, sejumlah kasus gantung diri dan atau bunuh diri yang terjadi di wilayah Kabupaten Bojonegoro, sebagian besar karena korban putus asa akibat penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh, karena masalah ekonomi, karena permasalahan sosial lainnya dan ada juga karena permasalahan keluarga serta masalah asmara.
Sebelumnya, awak media ini juga pernah meminta komentar pada Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth SP, terkait tingginya angka kasus bunuh diri yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro, namun pihaknya menjelaskan bahwa kasus bunuh diri tentunya bukan hanya menjadi tanggung jawab dinas yang dipimpinnya saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
“Kasus bunuh diri ini tentunya tanggung-jawab kita bersama, bagaimana upaya kita, baik pemerintah, tokoh masyarakat, pemuka agama dan utamanya lagi dari lingkup keluarga, untuk mencegah agar kasus bunuh diri tidak terjadi,” ungkap Helmy. (*/imm)
*) Penulis adalah wartawan beritabojonegoro.com