Evaluasi Jamaah Haji 1436 Hijriyah
Jamaah Haji Diberi Pemahaman Kesehatan dan Kondisi Cuaca di Tanah Suci
Jumat, 16 Oktober 2015 11:00 WIBOleh dr H Achmad Budi K *)
*Oleh dr H Achmad Budi K
Alhamdulillah jamaah haji asal Bojonegoro telah kembali bisa menemui keluarga dengan kondisi sebagian besar sehat. Walaupun beberapa ada yang masih batuk, namun kita semua beranggapan bahwa batuk merupakan hal biasa yang dibawa jamaah haji. Malah ada kelakar, yang tidak batuk hanya unta.
Namun dokter dan Dinas Kesehatan sudah sering memperingatkan bahwa harus selalu mewaspadai penyakit yang tergolong sangat membahayakan dalam hal ini adalah MERS atau flu Timur Tengah yang cukup ganas dan mematikan. Alhamdulillah pada tahun ini penyakit itu agak enggan untuk muncul. Oleh karena itu batuk pilek yang terbawa pulang, insyaAllah tidak membahayakan, tetapi lebih baik juga segera diterapi dokter agar kembali pada keluarga dan kerabat dalam keadaan prima dan sehat.
Memang ada beberapa halangan yang harus dilalui jamaah haji tahun ini antara lain badai pasir, runtuhnya alat berat (crane), terbakarnya pondokan serta peristiwa Mina. Tetapi cobaan tersebut tidak dialami jamaah haji Bojonegoro.
Justru yang muncul terlihat dampaknya ketika tiba di Tanah Air adalah jauhnya jarak pondokan dan cuaca setempat yang didominasi panas melebihi di Tanah Air. Sebagian jamaah terlihat sangat letih dengan kesan kulit lebih gelap.
Memang untuk beberapa tahun ke depan dua keadaan ini masih tetap harus dialami jamaah haji Indonesia. Selama masih ada proses pembangunan di Masjidil Haram dan sekitarnya, jangan harap jamaah haji asal Indonesia mendapat tempat sedekat beberapa tahun yang lalu seperti Sulaimaniyah, Shib Amir, Hujun, Jarwal. Sejak adanya pembangunan ini, pondokan haji Indonesia berada sekitar Mina atau jarak lebih dari 3 kilometer dari Masjidil Haram. Hal inilah yang membuat beberapa jamaah haji kita kelelahan, karena kurang bisa menguasai manajemen aktivitas terkait cuaca serta jarak pondokannya, terutama perihal kesehatan. Pada umumnya kesehatan tubuh para jamaah masih bisa mengimbangi keadaan tersebut, walau mereka terlihat fisiknya menurun.
Bagaimana solusinya? .
Untuk musim haji yang akan datang, selain manasik ibadah haji, sebaiknya para calon jamaah haji benar-benar diberikan bekal dan pemahaman yang cukup mengenai basic kesehatan setiap individu, keadaan cuaca pada saat musim haji serta perkiraan jarak pondokan yang berhubungan dengan manajemen aktivitasnya.
Semoga para jamaah haji selalu sehat, yang masih sakit segera sembuh dan semua menjadi haji mabrur. Amin. Salam
Penulis adalah dokter di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro