Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api
Memilukan, Sekeluarga Jadi Korban Tabrakan Kereta Api
Minggu, 18 Oktober 2015 21:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Pasca kecelakaan tragis yang melibatkan mobil ELF rombongan jamaah Tariqat Syadziliyah dengan kereta api barang di lintasan rel jalan HOS Colroaminoto, Jetak, Kota Bojonegoro, Minggu (18/10) siang, masih membawa duka di benak para keluarga korban.
Dari pantauan di Rumah Sakit Wahyu Tetuko, Jalan Panglima Sudirman, sejumlah keluarga korban masih setia menunggui para korban luka yang dirawat inap. Di rumah sakit itu dirawat sedikitnya 13 korban luka dari kecelakaan tersebut.
Saat ditemui beritabojonegoro.com, kebanyakan mereka masih mengaku syok dan belum bisa bercerita. Apalagi mereka yang beberapa anggota keluarganya menjadi korban.
Seperti keluarga Muktasam (40), selaku ketua rombongan jamaah Tariqat Syadziliyah dari Kasiman. Korban Muktasam harus dirawat di ruang HCU RS Wahyu Tetuko. Dia masih dalam kondisi kritis dan perlu mendapat penanganan intensif dari tim dokter.
Sementera istrinya, Siti Rusiyawati (36), juga jadi korban dan menderita benturan di dada sehingga butuh rawat inap. Kedua anaknya, Choirudin (9), juga turut luka di kepala dan harus diperban, dan Robiyatul, menderita luka ringan sehingga saat sore sudah dipulangkan.
Begitu juga dengan keluarga M Hamdan, korban meninggal dunia. Istri M Hamdan yang sedang hamil tua juga jadi korban. Tangan kirinya harus digips karena patah. Anaknya, Sania Anadel F, juga harus menjalani rawat inap.
Wariyanto, selaku pengurus jamaah Tariqat Syadziliyah Kasiman, mengaku awalnya dirinya bingung bagaimana menyampaikan kabar seputar meninggalnya tiga korban kecelakaan kepada pihak keluarga di rumah. Namun dia tetap harus menyampaikan kabar duka tersebut.
"Ketika kabar duka disampaikan, ternyata pihak keluarga korban, yakni istri para korban meninggal, tampak tegar menghadapinya. Bahkan istri Chamdan pun memberitahukan sendiri kabar meninggalnya suaminya kepada keluarga lain," ujarnya.
Kabar duka ini rupanya hampir tidak dipercayai keluarga Suprayitno, korban meninggal dunia. "Kami sudah menghubungi keluarga namun mereka tidak percaya. Mereka pun datang sendiri kemari untuk mengecek kabar ke rumah sakit, baru mempercayainya," terangnya.
Jenazah langsung dibawa pulang dan disemayamkan di daerah masing-masing. Sedangkan rombongan jamaah Tariqat Syadziliyah dari Kasiman lainnya memutuskan untuk membatalkan keberangkatan ke Tulungagung.
Rencananya rombongan ini akan mengikuti acara haul Pondok Pesulukan Tareqat Agung (PETA) di Desa Kauman, Kabupaten Tulungagung. Haul ini diperingati setiap tanggal 5 Muharam. Acaranya adalah doa bersama.
Jamaah Syadziliyah dari Bojonegoro ada tujuh kelompok sebanyak 400 orang. Tujuh kelompok itu dari Kasiman, Tambakrejo, Bubulan, Ngujung Temayang, Pandantoyo Temayang, Bareng Sugihwaras, Glagahwangi Sugihwaras. (ver/tap)