Tragedi Tabrakan Minibus Elf dengan Kereta Api Barang, Meninggalkan Duka
Pihak Sekolah Masih Merasa Terpukul
Senin, 19 Oktober 2015 11:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Padangan - Tragedi tabrakan minibus Elf nopol S 7536 AA dengan kereta api barang nomor CC 2061381 di palang pintu kereta api kawasan Kelurahan Jetak, Kota Bojonegoro, Minggu (18/10) kemarin, masih menyisakan duka. Terutama bagi kerabat dan keluarga korban yang meninggal dunia. Salah satu korban meninggal dunia adalah Muhammad Chamdan, guru matematika SMP Negeri 1 Padangan. Hingga kini pihak sekolah tempat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, pernah menempuh pendidikan itu masih merasa terpukul.
Senin (19/10) pagi, depan gerbang SMP 1 Padangan tampak ramai oleh murid-muridnya. Mereka semburat keluar dari sekolah untuk kembali ke rumah masing-masing. Hal ini tidak seperti biasanya, dimana mereka masih harus menempuh pelajaran dalam kelas. Dua buah mobil elf juga disiapkan di depan gerbang.
“Ada yang meninggal, kami dipulangkan karena guru-guru mau nglayat,” kata seorang murid, Zaza Hefni, ketika ditemui beritabojonegoro.com (BBC).
Siswi kelas delapan itu mengatakan yang meninggal adalah guru matematikanya, Pak Chamdan. Dia juga mengetahui bahwa sang guru wafat dalam kecelakaan kereta di Bojonegoro, kemarin. Sang guru merupakan pengajar pelajaran matematika di kelasnya. Remaja berjilbab itu mengaku sedih akan kabar yang didengarnya. Apalagi almarhum Chamdan selama ini dikenalnya sebagai guru yang amat baik dan penyabar.
Sementara itu, Wakil Kepala (Waka) Sekolah SMP Negeri 1 Padangan, Taziz, mengatakan bahwa pihak sekolah merasa sangat terpukul atas musibah yang menimpa almarhum Chamdan. Dia menjelaskan bahwa selain sebagai guru pelajaran, almarhum Chamdan juga termasuk salah satu Wakil Kepala Sekolah di tempatnya mengabdi. Selama ini, lanjut Taziz, almarhum termasuk guru yang kinerjanya sangat bagus.
“Selama di sini beliau merupakan guru yang baik. Beliau juga meninggalkan banyak kesan bagi kami,” ujar Taziz.
Taziz menambahkan bahwa murid-murid dipulangkan karena keluarga besar SMP Negeri 1 Padangan hendak melaksanakan takziah ke kediaman almarhum. Para guru dan karyawan, lanjut dia, akan terbagi menjadi dua rombongan. Ada yang takziah ke rumah duka di Desa Beged Kecamatan Gayam, dan ada yang takziah ke Blitar, karena jenasah almarhum M. Chamdan dimakamkan di Blitar, tempat kelahiran almarhum.
Sedangkan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Padangan, Nur Kholis, lebih dulu berangkat ke Blitar untuk mengikuti prosesi pemakaman almarhum, dikarenakan jenazah almarhum dimakamkan pada pukul 09.00 WIB pagi tadi.
Pihak sekolah, lanjut Taziz, mendengar kabar musibah yang menimpa almarhum pada pukul 13.00 WIB kemarin siang. Tentu saja hal itu membuatnya terkejut, apalagi ketika itu almarhum sedang dalam perjalanan untuk menghadiri haul jama’ah toriqoh sadiliyah di Kabupaten Tulungagung. Almarhum Chamdan mengabdi di SMP Negeri 1 Padangan hampir 23 tahun, yaitu sejak tahun 1993. Hingga kini ribuan murid telah diajarnya. (rul/inc)
foto: smpn1 padangan