Senang
Senin, 30 Juli 2018 09:00 WIBOleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I
Oleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I
Senang merupakan perwujudan kebahagiaan. Rasa senang ditumbuhkan oleh kemampuan menikmati keindahan dan terpenuhinya harapan menjadi kenyataan.
Ada dua kecenderungan rasa senang yaitu subjektif dan objektif.
Rasa senang yang tumbuh pada diri kita sendiri dan belum tentu timbul rasa senang pada orang atau yang menjadi objek (sasaran) disebut senang cenderung subjektif.
Sebagai contoh kita senang mendengarkan lagu kenangan tertentu, indah, merdu karena lagu tersebut punya kenangan yang tidak pernah terlupakan dan ternyata orang terdekat kita tidak merasakan hal yang sama, bahkan bisa malah sakit hati ketika mendengarkan lagu tersebut.
Rasa senang yang cenderung objektif adalah perasaan yang timbul pada objek atau orang lain dan kita ikut merasakan hal yang sama. Sebagai contoh, orang tua atau guru senang melihat anaknya berprestasi dan berperangai terpuji, rasa senang yang sama juga pada diri anak.
Senang dan sedih adalah dua rasa yang tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan manusia, menikmati kesenangan atau kesedihan dengan tidak berlebihan merupakan tindakan bijaksana. Senang atau sedih bersifat sementara, diibaratkan perputaran roda, kadang di atas (senang) kadang di bawah (sedih), jangan sampai dengan kesenangan menjadi lupa segalanya atau ketika datang kesedihan menjadi putus asa.
Jalani hidup yang sewajarnya dengan menikmati serta memperkuat isi dan bukan sekedar kulitnya saja. Selamat berlibur bersama keluarga menikmati hidup dengan bahagia karena selalu menjalankan peran sesuai petunjukNya.
Ya Allah ampunilah kekhilafan kami, Aamiin
Semoga bermanfaat
Purwosari, 29 Juli 2018. (*/imm)