Sangat Cinta
Sabtu, 06 Oktober 2018 10:00 WIBOleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I
Oleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I
Pada suatu hari di waktu sore seorang suami bertanya pada istrinya, "Istriku cantik, jam sekian kok masih tiduran, apakah sudah sholat ashar?”. Jawab sang istri, "belum sayang, aku capek, ngantuk dan badan terasa pegel semua habis dari mal tadi". Lalu suaminya dengan tegas berkata, ayo sekarang bangun dan mandi, sholat ashar sekaligus magrib, iya jawab istri dengan sikap agak malas-malasan.
Pada hari lain, sang suami pergi ke luar kota untuk waktu beberapa lama, pagi itu, berangkatlah sang suami, biasanya setiba di hotel tempat menginap langsung menghubungi sang istri untuk mengabari bahwa ia telah sampai dengan selamat, tapi hari itu tidak maka bingunglah sang istri, pikirannya macam macam, suaminya ditelpon beberapa kali masuk tapi tidak diangkat, dikirim pesan lewat whattsap tidak dibuka, sampai beberapa lama barulah sang suami menjawab telpon sang istri dengan nada-nada malas, atau ogah ogahan. Sang istri dalam telponnya berkata, "Suamiku sayang, kamu baik baik saja, jam berapa sampai di hotel, mengapa tidak menghubungiku, apakah sudah tidak cinta lagi, atau ada yang lain di hati sampai tidak memperhatikan istri.”. Jawab sang suami, "alhamdulillah sehat dan selamat sampai tujuan, sudah tiba empat jam yang lalu, dan sibuk, istriku, aku sangat mencintaimu, dan sangat memperhatikan kamu, karena aku adalah pemimpinmu.”
Istriku masihkah kau ingat kemarin kamu malas-malasan ketika ada adzan panggilan sholat, bahkan sampai lupa dengan alasan sibuk, capek, dan tidak sempat padahal hanya butuh waktu 5 menit saja untuk memenuhi panggilanNya.
Dengan tangisan dan suara terbata bata, sang istri berjanji akan menyegerakan dan memenuhi panggilanNya sebagai bukti cinta, karena diabaikan dan mengabaikan akan membuat kegalauan.
Sungguh Sang Pencipta sangat mencintai semua mahluknya, melebihi cintanya istri pada suami atau suami pada istri, sebagai bukti kita telah diberi apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan, tidak menghukum langsung atas kesalahan yang dilakukan, selalu dimaafkan, tapi kebanyakan manusia belum bisa menikmati dan mensyukuri serta mencintai dengan sebenarnya.
Ya Allah ampunilah kekhilafan kami, amiin
Semoga bermanfaat
Bojonegoro, 5 Oktober 2018