Ternyata
Kamis, 11 Oktober 2018 09:00 WIBOleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I
Oleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I
Dengan bersepada ontel, seorang suami membonceng istri dan dua anaknya terlihat sangat menikmati perjalanannya, bersamaan dengan turunnya hujan rintik rintik di tengah kota.
Pikirku kasihan orang itu, bagaimana bila anak mereka sakit atau masuk angin, karena kehujanan, atau bannya kempes kelebihan muatan.
Ternyata, mereka terlihat senang, ceria dan riang gembira serta bahagia.
Terbukti menolak tawaranku umtuk naik kendaraan bersamaku.
Dengan suara halus sang suami menjawab, "Terima kasih ibu, sengaja kami bersepa ontel agar anak anak dan istri bisa menikmati segarnya (banyu langit) air hujan,” ujarnya.
Ternyata, aku salah dalam menilai arti senang, gembira dan bahagia, awalnya aku berpikir bahwa bahagia itu mahal dan susah digapainya.
Ternyata, bahagia itu sederhana dan tidak harus mahal, cukup dengan bercerita dan bersendagurau untuk melepaskan sejenak kepenatan yang ada.
Ternyata, bahagia itu ketika dekat dan bersama dengan orang-orang yang kita cinta.
Ternyata, bahagia itu ketika kita mampu menerima kenyataan yang ada dengan lapang dada.
Ternyata, bahagia itu mudah dan tidak susah, karena semua sudah ada dalam hati kita yang selalu dan bisa dibawa ke mana-mana.
Ya Allah ampunilah kekhilafan kami, Aamiin
Semoga bermanfaat
Bojonegoro, 11 Oktober 2018. (*/kik)
Ilustrasi: Pantai (Foto: pixabay)