Travelling
Ke Bendungan Gerak, Ya Berwisata
Minggu, 25 Oktober 2015 20:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Trucuk - Pada mulanya, bendungan dibangun untuk pengairan. Tapi di zaman posmodern ini, bendungan bisa dipahami bukan hanya bendungan saja. Apalagi, d tengah daerah yang warganya kebingungan hendak wisata kemana tiap kali liburan. Maka, di bendung gerakpun tak masalah.
Maka, bendungan gerak bukan sekadar pengatur debit air untuk pengairan sawah-sawah para petani di berhektar-hektar sawahnya. Ke Bendungan Gerak, ya berwisata.
Bendungan yang mempunyai 9 pintu air ini terletak berada di seungai Bengawan Solo di Kecamatan Trucuk. Pada bagian atas bendungan difungsikan sebagai jembatan yang menghubungkan dua desa dan dua kecamatan, Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu, disisi belahan barat dan Desa Padang Kecamatan Trucuk, disisi belahan timur Bengawan Solo.
Tidak sulit menuju ke sana. Bila anda berangkat dari kota, pelankan laju kendaraan bila sudah memasuki Kecamatan Kalitidu. Sebab, di kanan jalan nanti ada sebuah gerbang masuk desa dengan sebuah hiasan berbahan fiber berbentuk buah belimbing di kanan kiri pintu gerbang. Buah belimbing sebesar tubuh seekor anak sapi itu adalah penanda identitas desa itu, Ringinrejo. Ya, desa Ringinrejo dikenal luas sebagai desa penghasil belimbing. Sebagian besar warga desa Ringinrejo adalah petani belmbing.
Memang, tempat bendungan ini berada tidak jauh dari Kebun Belimbing Ringinrejo. Sering orang menjadikannya sepaket. Selepas mengunjunigi agrowisata kebun belimbing, siang hari, sorenya, sambil menghabiskan sore, ke bendung gerak.
Dari pintu gerbang tadi, jalur menuju ke lokasi adalah jalanan berpaving. Sekitar 1 kilometer dari gerbang itu, akan ada pertigaan. Kalau kita belok kanan kita akan sampai bendung gerak. Ada papan petunjuk di sisi kiri pertigaan itu, sebuah arah menuju lokasi.
Bendungan gerak berdiri kokoh. Dia menghentikan arus bengawan yang ganas di waktu penghujan itu. Kalau berdiri di bagian atas bendungan yang difungsikan sebagai jembatan penghubung Desa Ringinrejo Kecamatan Kalitidu dan Desa Padang Kecamatan Trucuk. Hamparan sungai terpajang di depan mata, luas, panjang dan keemasan. Di sekeliling bendungan adalah hamparan tanah lapang berumput. Di sana orang biasa menggembala kambing.
Di bagian bawah bendungan, kalau debit air sedang tinggi, karena kuatnya tekanan pada pintu, gemuruh air terdengar bagai auman singa yang membuat sungai menampakkan kewibawaan dan kebesarannya. Bendungan ini mampu menampung debit air sebanyak 13 juta kubik dengan debit air 5.850 liter per detik.
Senja hari, banyak orang berhamburan di bagian bawah bendungan. Pada tepian sungai di bagian bawah bendungan, ada deretan kios penjual makanan dan minuman ringan. Sambil menikmati debur arus sungai, biasanya orang akan merasa haus. Bisa mampir ke deretan warung itu. Tapi, karena musim kemarau panjang ini, debit air benar-benar kecil.
Saking kecilnya debit air, orang bisa duduk-duduk di bagaian tengah bengawan. Di bawah pintu bendungan, ada bebatuan yang dilapisi dengan kawat-kawat besar yang berfungsi menahan arus air dari pintu, nampak kering. Pada bebatuan itu, nampak orang-rang duduk santai memancing ikan. Ada juga yang menangkap ikan dengan jaring.
Pengunjung bisa membeli ikan di tempat dengan harga yang relatif murah. Dengan dua lembar Rp5000 an, pengunjung sudah bisa membawa pulang sekantung plastik ikan. (ver/moha)
Foto rumahreview.com