Curi Akta Cerai di Pengadilan Agama, Dua Pria Diamankan Sat Reskrim Polres Blora
Jumat, 10 Januari 2020 16:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Dua orang pria berinisial ASB (37) warga Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajah Mungkur Semarang dan MK alias Modin Pegat (58), warga desa Sumber Kecamatan Kradenan Blora, ditangkap anggota jajaran Sat Reskrim Polres Blora lantaran mencuri blangko akta cerai dan blangko cerai, dari Kantor Pengadilan Agama Blora, di Jalan Raya Blora-Cepu, Selasa (18/06/2019) silam.
Hal tersebut disampaikan Kasat Reskrim Polres Blora AKP Hery Dwi Utomo SH MH, saat menggelar konferensi pers di Mapolres Blora, Jumat, (10/01/2020).
"Setelah mendapat laporan tersebut, petugas langsung melakukan penyelidikan, dan tersangka berhasil kami amankan berikut barang buktinya. Kedua pelaku berhasil di tangkap di wilayah Kendal dan Blora," ucap Kasat Reskrim Polres Blora. Jumat (10/01/2020).
Dalam penangkapan tersebut petugas juga mengamankan barang bukti berupa dua buah akta cerai yang telah di gunakan, satu buah stempel Pengadilan Agama, serta satu buah HP Merk Nokia warna biru kombinasi hitam.
Kasat Reskrim Polres Blora AKP Hery Dwi Utomo SH MH, saat menggelar konferensi pers di Mapolres Blora, Jumat, (10/01/2020)
Kasat Reskrim menjelaskan bahwa pelaku mencuri blangko akta cerai dan akta cerai dengan cara menggunakan kunci duplikat, dimana pelaku bisa membuat kunci duplikat lantaran salah satu pelaku adalah karyawan honorer di Pengadilan Agama Blora, yang telah bekerja selama enam tahun, namun setelah peristiwa tersebut, karyawan tersebut telah di non aktifkan.
"Pelaku ASB ini adalah mantan karyawan honorer di Pengadilan Agama Blora, sehingga bisa mendapatkan kunci untuk diduplikatkan," tutur Kasat Reskrim mengimbuhkan.
Dalam peristiwa tersebut Pengadilan Agama mengalami kerugian kurang lebih lima belas juta rupiah, di mana akte yang hilang sejumlah 150 lembar akte kosong dan 17 lembar akte cerai milik penggugat dan tergugat.
Adapun dokumen yang berhasil di curi pelaku adalah tiga bendel blangko akta cerai, yang terdiri dari satu bendel 13 dengan seri K no.36351-36400, satu bendel 31 dengan seri K no.37251-37300, satu bendel 32 dengan seri K no.37201-37350 dan tujuh belas lembar akta cerai.
Dari pengakuannya tersangka mengatakan, bahwa blangko cerai tersebut di jual kepada masyarakat yang ingin mengurus proses perceraian tanpa mengikuti sidang, dimana pelaku menjual satu akta cerai seharga dua juta hingga dua setengah juta rupiah. Hingga di tangkap petugas, tersangka telah berhasil menjual delapan akta cerai tersebut.
"Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka dijerat pasal 363 dengan hukuman penjara maksimal tujuh tahun penjara." pungkasnya. (teg/imm)