Diserang Penyakit, Produksi Cabai Merah Besar Petani di Bojonegoro Menurun Drastis
Rabu, 17 Maret 2021 15:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Memasuki musim kali ini, produksi cabai merah besar milik petani di Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro mengalami penurunan yang cukup drastis hingga memcapai lebih dari 50 persen.
Penurunan produksi tersebut karena karena sebagaian besar tanaman cabai milik petani yang siap panen mengalami rusak akibat terserang penyakit patek atau antraknosa.
Selain berdampak pada turunnya hasil panen, rendahnya kualitas buah cabai juga membuat harga cabai di tingkat petani langsung anjlok. Saat ini harga jual cabai merah besar di tingkat petani hanya Rp 9.000 rupiah per kilogram, sementara harga di pasar tradisional mencapai Rp 30.000 rupaih per kilogram.
Ahcmad (47), petani cabai merah besar di Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro, kepada awak media ini Rabu (17/03/2021) menuturkan bahwa akibat curah hujan dengan intensitas tinggi selama dua pekan terahir membuat para petani setempat tak mampu berbuat banyak, karena sebagaian besar tanaman cabai mereka yang siap panen, rusak terserang penyakit patek atau antraknosa.
"Dampaknya hasil panen menjadi merosot. Sebagian besar buah cabai membusuk dan dan banyak buah yang rontok ke tanah." tutur Ahcmad. Rabu (17/03/2021)
Kondisi cabai merah besar milik petani di Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dan/beritabojonegoro)
Ahcmad menyampaikan bahwa tanaman cabai merah besar di lahan miliknya biasanya sekali petik mampu mengahasilkan rata-rata empat karung cabai, namun kini hanya mampu menghasilkan tak lebih dari dua karung.
"Panen hari ini hanya dua karung saja dan itupun dengan kualitas rendah." kata Ahcmad.
Akibat merosotnya hasil panen tersebut membuat para petani di desa setempat mengaku rugi jutaan rupiah. Hal tersebut disebabkan tingginya biaya tanam, pemupukan, dan perawatan.
"Kami hanya pasarah. Mau gimana lagi," tutur Achmad.
Guna mengurahi risiko kerugian yang lebih besar, mereka tetap berupaya memanen cabai yang rusak untuk dikeringkan, meski dengan hasil seadanya.
"Kami berupaya mengambil atau membuang cabai yang busuk yang terserang penyakit agar tidak lagi menular ke buah atau tanaman lain yang masih tersisa." kata Ahcmad.
Penyakit antraknosa atau patek adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur colletroticum capsici yang timbul saat kondisi lingkungan lembab seperti ketika musim hujan. (dan/imm)