Jalur Minyak Kini Jadi Jalur Tengkorak
Rabu, 02 Desember 2015 09:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kalitidu - Kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Bojonegoro terbilang cukup tinggi. Selama November 2015 ini saja tercatat ada 17 orang meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan raya. Kasus kecelakaan akhir-akhir ini sering terjadi di sepanjang jalur minyak yakni Bojonegoro-Cepu.
Jalur minyak mulai Bojonegoro, Dander, Kalitidu, Gayam, Purwosari, Padangan hingga Cepu dikenal sebagai jalur tengkorak. Kondisi jalan yang banyak berlubang, rusak dan bergelombang, sering menyebabkan pengendara terperosok. Pengendara juga sering kecelakaan karena menghindari jalan berlubang mulai di Kecamatan Kalitidu, Gayam, Purwosari, dan Padangan.
Tidak hanya itu, kondisi jalan di jalur minyak sekarang ini juga banyak dilalui kendaraan truk pengangkut minyak mentah, kendaraan proyek minyak, truk pengangkut barang perdagangan antar kota, bus, dan juga sepeda motor. Jalan raya sering ramai dan macet pada jam-jam tertentu misalnya pada pagi hari atau sore hari. Kondisi ini berbeda dengan beberapa tahun lalu sebelum adanya proyek minyak.
Berdasarkan data yang diungkap Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bojonegoro menyebutkan, selama November ini saja kejadian kecelakaan mencapai 53 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 17 orang, luka sedang dan ringan sebanyak 80 orang.
Kasus kecelakaan dengan korban meninggal paling tinggi terjadi di Kecamatan Padangan sebanyak 5 orang dan luka ringan sebanyak 7 orang. Kemudian, disusul Kecamatan Bojonegoro sebanyak 3 orang meninggal dan luka ringan sebanyak 11 orang. Sedangkan, peringkat ketiga di Kecamatan Baureno dengan korban meninggal sebanyak 2 orang dan luka ringan sebanyak 7 orang.
Jika kejadian kecelakaan itu dikelompokkan berdasarkan jalur jalan raya maka jalur Bojonegoro-Cepu yang mencakup wilayah Kecamatan Kalitidu, Gayam, Purwosari, Padangan, dan Ngraho tercatat sebagai jalur paling banyak menelan korban jiwa. Tercatat di enam kecamatan itu jumlah kejadian kecelakaan sebanyak 19 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 10 orang dan korban luka ringan sebanyak 24 orang.
Menurut Kanit Dikyasa Satlantas Polres Bojonegoro, Iptu Suparnoto, secara keseluruhan kasus kecelakaan hingga akhir November 2015 ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Ia menyebutkan, jumlah kejadian kecelakaan hingga akhir November 2015 sebanyak 622 kasus dengan korban meninggal sebanyak 118 orang. Sedangkan, jumlah kerugian material mencapai Rp 716.900.000. Sementara, pada tahun 2014 jumlah kecelakaan di jalan raya Bojonegoro mencapai 664 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 139 orang. Sedangkan, kerugiannya mencapai Rp1,2 miliar.
Menurutnya, selain kondisi jalan yang rusak, kejadian kecelakaan banyak disebabkan oleh faktor human error. Di antaranya, mengendarai kendaraan dalam kondisi mengantuk, bermain handphone, menerjang rambu-rambu lalu lintas, dan mendahului kendaraan dengan cara yang salah. “Sebanyak 81% korban kecelakaan di jalan raya usia produktif atau masa remaja," ujarnya. (mol/kik)
Foto polisi sedang melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan di jembatan Mojosari, Kalitidu