Program Agroforestry PEPC Berpotensi Ciptakan Agrowisata di Bojonegoro
Rabu, 28 April 2021 09:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - PT Pertamina EP Cepu (PEPC), pada Selasa (27/04/2021), serahterimakan Program Agroforestry Berbasis Kawasan Hutan Bersama Masyarakat, kepada para petani penggarap lahan hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutran (LMDH) Rimba Tani, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Program yang diinisiasi oleh PEPC sejak 2019 bekerja sama dengan LSM IDFoS Indonesia ini merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat dari PEPC yang telah disetujui oleh SKK Migas.
Program Agroforestry dilaksanakan sejak tahun 2019 dan saat ini fokus program adalah pada perawatan dan penambahan tanaman. Hingga 2021 ini terdapat 2.200 pohon kelengkeng yang telah berhasil ditanam dan tumbuh di lahan kawasan perlindungan setempat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarkat Desa (DPMD) Kabupaten Bojonegoro, Machmuddin yang hadir pada acara evaluasi dan serah terima program agroforestry ini juga turut memberikan masukan dan arahan.
Menurutnya, penguatan kelembagaan LMDH adalah salah satu aspek yang juga sangat penting, agar LMDH memiliki kemampuan sebagai pendorong ekonomi masyarakat desa di sekitar hutan. Mengingat hampir 60 persen lahan pertanian di Bojonegoro adalah di wilayah hutan.
"Program ini memiliki potensi Agrowisata yang bagus, terlebih lagi jika program agroforestry ini dapat terkoneksi dengan potensi lain yang ada di sekitarnya," kata Mahchmuddin..
Camat Ngasem Waji, menyampaikan bahwa dengan diserahterimakannya program agroforestry ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternative peningkatan ekonomi bagi masyarakat desa hutan di masa mendatang, sebab jika dikelola dengan benar budidaya buah kelengkeng ini memiliki potensi ekonomi yang sangat menjanjikan.
Demikian disampaikan oleh Camat Ngasem Waji dalam acara serahterima program di aula Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur pada Selasa (27/04).
Waji berharap agar para pesanggem memiliki rasa “andarbeni” atau rasa memiliki terhadap program ini.
"Sejumlah 2.200 pohon kelengkeng yang telah tertanam ini apabila dikelola dengan baik hingga dapat menghasilkan buah secara maksimal," tutur Waji, saat acara serahterima program di aula Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.
Serahterima Program Agroforestry Berbasis Kawasan Hutan Bersama Masyarakat, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) kepada para petani LMDH Rimba Tani, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. (foto: Istimewa)
Program Agroforestry tahap kedua ini berlangsung sejak 2020 hingga awal 2021, fokus program adalah pada perawatan dan penambahan tanaman. Sedangkan pada tahap pertama yang dilaksanakan pada tahun 2019 telah tertanam 1.500 pohon kelengkeng. Hingga pada 2021 ini terdapat 2.200 pohon kelengkeng yang telah berhasil ditanam dan tumbuh di lahan kawasan perlindungan setempat (KPS) Perhutani BKPH Clangap Petak 53, 54, 50 dan 42.
Officer Community Relation & CSR PEPC, Edi Arto menyampaikan bahwa program agroforestry merupakan program yang memiliki multipotensi dalam jangka panjang, selain produktivitas pohon yang jelas memberikan hasil ekonomi, program agroforestry memiliki manfaat lain yang mendukung pelestarian ekosistem bagi lingkungan sekitar.
"Pohon ini selain berpotensi menghasilkan buah juga memberikan dampak yang sangat baik bagi pemeliharaan lingkungan kita, akar dari pohon tegakan ini akan mampu melindungi badan sungai di sepanjang lahan KPS dari erosi dan longsor," kata Edi Arto.
Sementara itu, Wakil kepala Administratur KPH Bojonegoro, Juwanto yang hadir dalam acara serah terima program agroforestry ini menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap PEPC. Karena ini sebuah program yang sangat luar biasa yang di support oleh PEPC. "Program seperti ini sangat bermanfaat bagi lingkungan yang jika dikonversikan dengan angka ekonomis sebenarnya sangat tinggi nilainya, karena secara nyata memberikan manfaat terpeliharanya lingkungan alam dari kerusakan. Ini luar biasa," kata Juwanto.
Pada acara evalusi para pihak dan serah terima program agroforestry ini berbagai pihak yang hadir seperti perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Cabang Dinas Kehutanan (CDK) dan Bappeda Bojonegoro, dan BKPH Clangap, yang turut serta dalam diskusi aktif dengan para pesanggem serta memberikan tanggapan dan masukan positif agar tujuan dari program ini benar-benar dapat tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan. (adv/imm)