4 Orang Belum Ditemukan, Pencarian Korban Perahu Tenggelam di Bengawan Solo Tuban Resmi Dihentikan
Rabu, 10 November 2021 10:00 WIBOleh Ayu Fadillah SIKom
Tuban - Proses pencarian korban Kecelakaan Perahu Terbalik di Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Tambangan Gemblo, yang menghubungkan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, dengan Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, terhitung mulai Selasa (09/11/2021) pukul 18.00 WIB, secara resmi dihentikan.
Penghentian pencarian korban tersebut dituangkan dalam Berita Acara Penghentian Pencarian Korban, yang ditanda tangani oleh perwakilan Basarnas, BPBD Tuban, BPBD Bojonegoro, Polres Tuban, Polres Bojonegoro, Tagana Tuban, BPBD Provinsi Jatim, Pol Airud Polda Jatim, dan Potensi SAR di Tuban dan Bojonegoro.
Hal tersebut dilakukan oleh tim SAR Gabungan dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2019 tentang Pencarian dan Pertolongan, bahwa batas waktu pelaksanaan pencarian korban bencana selama 7 hari.
Untuk diketahui, sejak kejadian tenggelamnya perahu tersebut pada Rabu (03/11/2021) lalu, Tim SAR Gabungan dengan dibantu warga sekitar telah berupaya melakukan pencarian terhadap para korban.
Dari upaya pencarian tersebut, dari 9 korban yang dilaporkan hilang atau tenggelam, 5 korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara 4 korban masih belum ditemukan.
Koordinator Tim Rescuer Kantor BASARNAS Surabaya, Farid Kurniadi ST saat beri keterangan. (foto: ayu/beritabojonegoro)
Koordinator Tim Rescuer Kantor BASARNAS Surabaya, yang sekaligus Koordinator Posko Induk Kecelakaan Perahu Terbalik di Sungai Bengawan Solo di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Farid Kurniadi ST, menjelaskan, bahwa proses pencarian korban perahu tenggelam resmi dihentikan.
"Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2019 tentang pencarian dan pertolongan, proses pencarian batas waktu 7 hari, kita mengacu pada itu. Jadi pencarian memang dihentikan, namun apabila dikemudian hari ditemukan korban atau tanda-tanda baru, operasi SAR dapat dibuka kembali," tutur Farid Kurniadi.
Farid menjelaskan bahwa sebelumnya tim SAR Gabungan dengan dibantu warga sekitar yang memiliki perahu tambang mencoba mengevakuasi perahu yang tenggelam tersebut.
Beberapa petugas SAR menyelam ke dasar Sungai untuk mengikat perahu, sehingga bisa diangkat dari atas menggunakan mobil. Namun, upaya tersebut tidak berjalan lancar, berkali-kali tali putus karena tak mampu menopang beratnya perahu. Selain itu, beberapa tim SAR berusaha mencari korban yang belum ditemukan menggunakan perahu karet dan hasilnya nihil.
Farid menambahkan, tim SAR Gabungan telah menerjunkan penyelam menuju perahu tenggelam. Setelah diidentifikasi, perahu tersebut berkontur besi. Itu yang jadi keyakinan tim jika perahu tersebut benar yang dicari, meski ada perahu lain, namun, disinyalir kuat tenggelam perahu itu karena berada di sekitar titik tenggelam.
"Rekan penyelam dari kami, seluruh bagian perahu sudah disapu dan tak ada korban yang terjebak di bawah," tutur Farid.
Setelah menghentikan proses pencarian, tim SAR Gabungan berkemas, dan di Posko sudah banyak keluarga korban menunggu untuk ikut evaluasi. Menurut Farid, memang pihak keluarga diajak untuk melakukan evaluasi.
"Ya pihak keluarga ini kami komunikasikan, kami ajak evaluasi, kita pendekatan secara persuasif ya artinya kita menjelaskan mengacu pada Undang-Undang seperti itu," ucap Farid.
Saat evaluasi, pihak keluarga korban awalnya merasa keberatan atas keputusan tersebut dan meminta perpanjangan. Akan tetapi, pihak BASARNAS dapat meredam suasana dan menjelaskan bagaimana kondisi di lapangan yang sesungguhnya beserta tindak lanjut usai pencarian hari ke tujuh.
Farid juga meminta agar keluarga korban bisa mengerti dan mengikhlaskan. "Basarnas selaku instansi pemerintahan yang ditunjuk melakukan pencarian dan pertolongan mengucapkan permohonan maaf. Serta mewakili tim SAR gabungan juga memohon maaf karena belum bisa berhasil menemukan semua korban," ucapnya.
Ia juga menyampaikan, tim SAR Gabungan masih akan memantau perkembangan, jika nantinya masyarakat ada yang menemukan korban dan melaporkan ke BPBD Tuban maupun Bojonegoro, atau langsung ke Basarnas.
"Keluarga korban pastinya bersedih. Dan selama 7 hari tim SAR Gabungan sudah berusaha semaksimal mungkin, karena setiap hari mengarahkan sekitar 13 hingga 15 perahu karet bermesin," kata Farid.
Pada kesempatan tersebut Farid juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Potensi SAR termasuk juga warga yang turut membantu dalam Tim SAR Gabungan Operasi SAR Perahu terbalik tersebut.
"Kami BASARNAS Surabaya mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penanganan Operasi SAR masih banyak kekurangan. Kepada keluarga korban baik yang sudah ditemukan maupun yang belum, kami mengucapkan permohonan maaf apabila pelaksanaan operasi belum maksimal. Semoga kelurga korban diberi ketabahan dan semoga korban yang meninggal dinilai sebagai mati syahid," tutur Farid Kurniadi.
Untuk diketahui, sampai hari terakhir pencarian atau Selasa (09/11/2021) pukul 18 WIB, dari 19 korban yang terdata, 10 orang berhasil selamat, 5 korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan masih menyisakan 4 korban yang belum ditemukan.
Berikut nama-nama 4 korban yang belum ditemukan:
1.Erma Fitrianti (28) perempuan, asal Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.
2.Sutri (60) perempuan, asal Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
3.Dedi Setyo Nugroho (25) laki-laki, asal Desa Ngandong, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban.
4.Arifin (29) laki-laki, asal Desa Ngandong, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. (ayu/imm)
Reporter: Ayu Fadillah SIKom
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo