Kisah Alvian Bagas Prakoso (2)
Kades Jono Tuturkan Kronologi Hilangnya Alvian dan Upaya Pencarian
Jumat, 18 Desember 2015 17:00 WIBOleh Rizha Setyawan
Oleh Rizha Setyawan
Temayang - Ketika mengunjungi rumah duka, yakni rumah orang tua Alvian, di Desa Jono, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jumat (18/12) siang, dua wartawan beritabojonegoro.com (BBC) didampingi Kepala Desa Jono, Dasuki.
Kades yang akrab dipanggil Mbah Lurah Jono itu ternyata masih terhitung paman almarhum Alvian. Dia dengan haru turut mendengarkan penuturan ibu Alvian, Biwi Lestari. Sesekali Mbah Lurah Jono menimpali penuturan ibu almarhum Alvian itu.
Pada kesempatan itu, seusai Biwi Lestari mengakhiri penuturan tentang firasat dan pribadi anaknya, giliran Mbah Lurah Jono mengisahkan kronologi menghilangnya dan upaya pencarian almarhum Alvian sejak Rabu, 9 Desember 2015 lalu.
Mbah Lurah Jono menuturkan, Rabu (09/12) pagi sekitar pukul 08.00 WIB, keponakannya Alvian Bagas Prakoso pamit kepada ibunya pergi main ke rumah temannya di Dander. Saat itu dia pergi naik sepeda motor Honda Beat nomor polisi S 6143 DO.
"Katanya mau ke rumah Bayu, temannya yang baru dua hari dikenal. Ibunya ini ya biasa saja, mengizinkan pergi. Dia tak punya pikiran macam-macam," ungkapnya.
Namun, imbuh Mbah Lurah, perasaan mulai tak enak ketika sampai pukul 15.00 WIB, belum ada tanda-tanda Alvian akan pulang ke rumah Desa Jono. Ibunya, Biwi Lestari, lalu berinisiatif menelepon anaknya itu, melalui nomor HP yang dibawa Alvian. "Tetapi nomor itu tidak bisa dihubungi," jelasnya.
Karena perasaan tambah ndak enak, ditambah firasat kurang baik, Biwi Lestari langsung pergi mencari Alvian di rumah Bayu di Desa Gempol, Kecamatan Dander. "Sebelumnya, Alvian pernah bercerita kepada ibunya bahwa teman baru yang namanya Bayu itu rumahnya di desa tersebut," tutur Mbah Lurah Jono kepada BBC.
Setelah bertanya warga Desa Gempol, akhirnya Biwi Lestari mendapati rumah Bayu. Sayangnya saat tiba di rumah itu, tidak ada penghuni yang bisa ditemui.
"Ibu Vian tidak menemui satupun keluarga Bayu di rumah. Akhirnya Ibu Vian ketemu para pemuda desa setempat. Dia menanyakan keberadaan Bayu kepada pemuda tadi, namun mereka juga tidak mengetahui keberadaan Bayu. Tapi pemuda setempat itu berjanji siap membantu mencari Bayu dan Vian," ujarnya.
Besoknya, Biwi Lestari menghubungi dan memberitahukan kepada Mbah Lurah Jono bahwa Alvian sejak kemarin belum pulang ke rumah. Biwi juga menceritakan sejak awal kepergian Alvian, mau kemana, naik apa dan dengan siapa. Termasuk memberi nomor telepon Bayu yang pernah dimintanya dari Alvian.
"Akhirnya saya menghubungi nomor HP si Bayu yang diberikan ayahnya. Saya kirim pesan singkat SMS nggak dibales. Lalu, saya telepon, tapi ndak diangkat. Setelah beberapa menit, saya hubungi lagi HP Bayu dan ternyata diangkat. Saya langsung ngomong, tolonglah Mas Bayu, saya ini Mbah Lurah Jono,” ucapnya mengisahkan.
Setelah itu, Mbah Lurah Jono mengaku kaget. Karena yang menjawab dari nomor HP Bayu itu malah suara anak perempuan. Dia pun bingung, terus bertanya lagi.
“Mbak ini siapa? Saya ini Mbah Lurah Jono keluarganya Vian. Si anak perempuan itu terus bilang, saya gak kenal Vian, kalau Bayu ada di Surabaya. Ini HP Bayu ketinggalan di rumah saya. Kata perempuan itu sambil menutup telepon," tuturnya.
Setelah itu, ditelepon lagi dan diangkat. Mbah Lurah Jono langsung bicara,“Mbak tolong bantu saya, saya ini Mbah Lurah Jono, saya butuh bicara dengan Bayu. Soalnya dia sama Alvian dan dari kemarin belum pulang. Kasihan kami lah Mbak. Mbak ini siapa? Rumahnya mana? atau Mbak langsung datang ke rumah saya, nanti tak kasih uang sebagai jasa mbak."
"Dari seberang telepon, si perempuan itu menjawab ketus, Bapak tidak usah kenal saya, tidak perlu kenal saya, tidak perlu tahu rumah saya dan saya tidak butuh uang. Kata anak perempuan tadi dan langsung menutup telepon," imbuhnya.
Mbah Lurah Jono, mengungkapkan, setelah itu nomor HP Bayu tidak dapat dihubungi lagi. Dia lalu mengajak orang tua Alvian melapor ke Polsek Temayang. Namun karena kejadian mainnya Alvian ke rumah Bayu di Dander, disarankan melapor ke Polsek Dander.
Beberapa hari kemudian Mbah Lurah Jono ada tugas ke Kota Malang. Saat di Malang itu dia mendapat telepon dari Polsek Dander bahwa ada penemuan mayat di dalam hutan petak 31 Rayon Pemangku Hutan (RPH) Dander BKPH Dander, Kamis (17/12) sekira pukul 14.10 WIB. Polisi juga menjelaskan ciri-ciri korban, termasuk pakaian yang dikenakan si korban.
Mendapat informasi itu, dia langsung mengontak orang tua Alvian, dengan menyebutkan ciri-ciri fisik dan pakaian korban. Kedua orang tua Vian langsung datang ke TKP.
"Saat di TKP itu, orang tua Vian sudah meyakini bahwa mayat itu anaknya, karena pakaian dan sandal yang dikenakan mirip yang dipakai Vian saat pergi terakhir kali ke rumah Bayu," ujar Mbah Lurah Jono.
Setelah mayat dibawa ke Rumah Sakit Sosodoro Djatikusumo Bojonegoro, untuk dilakukan otopsi, barulah orang tuanya benar-benar yakin bahwa mayat itu adalah Alvian yang menghilang sejak 9 Desember 2015 lalu. (zha/tap)