Topeng Monyet Tetap Masih Bertahan
Jumat, 14 Agustus 2015 09:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Balen- Menjamurnya hiburan yang dihasilkan oleh alat elektronik yang serba modern ternyata tidak lantas menghilangkan hiburan lawas yang lebih dulu bersua di masyarakat seperti topeng monyet.
Topeng monyet atau ketek ogleng merupakan hiburan tradisional di mana menampilkan monyet dengan berbagai peragaan, seolah-olah bertindak sebagai anak kecil yang bermain.
Di tengah kesibukan di pagi hari, ketika ramai anak berangkat sekolah, tiba-tiba Bajang Putra, sebuta monyet yang terlatih itu, beraksi. Seolah sudah seperti tim, Bajang menuruti apa yang diperintahkan sang pelatih, Abdul (21), warga asal Bojong, Indramayu.
Abdul, bersama Kokom (26), dan Agus (27), ketiganya asal Bojong, Indramayu sampai di Bojonegoro untuk mengumpulkan pundi-pundi penghasilan.
Abdul mengaku, baru menjalani pekerjaan ini selama kurang lebih enam bulan. Dengan menyewa si Bajang Putra dan perlengkapannya sebesar Rp 50.000 per hari, ia dan grupnya bisa meraup penghasilan sekitar Rp 200.000 dalam sehari. Tidak terlalu banyak untuk dibagi bertiga. Namun cukup untuk menghidupinya selama perantauan.
"Lumayan untuk makan dan rokok sehari," ungkapnya kepada BBC, sebutan BeritaBojonegoro.com, ketika ditemui setelah memainkan satu kali pertunjukkan di Desa Balenrejo, Kecamatan Balen.
"Tidak enak kerja begini, capek jalan. Kalau ada kerjaan yang lain kita mau," harapanya.
Ada lebih banyak pemuda yang membutuhkan pekerjaan di luar sana. Tugas pemerintah untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi pemuda. Sehingga dengan begitu jumlah pengangguran dapat berkurang. (lyn/kik)