Fenomena Munggut atau Pladu
Ratusan Warga di Bantaran Sungai Bengawan Solo Bojonegoro, Panen Ikan Mabuk
Kamis, 29 November 2018 20:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro - Meningkatnya curah hujan dalam tiga hari terahir membuat debit air di sungai Bengawan Solo di Bojonegoro pada Kamis (29/11/2018) meningkat tajam. Kondisi tersebut membuat air berubah menjadi keruh, akibatnya ikan yang ada di sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut mabuk. Fenomena ini oleh warga setempat sering disebut munggut atau pladu, dan warga langsung berramai-ramai menangkap ikan yang mabuk tersebut.
Seperti yang terlihat di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo Bojonegoro, pada Kamis (29/11/2018) pagi tadi, ratusan warga di wilayah Desa Trucuk Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro ini, mereka ramai ramai menangkap ikan mabuk yang menepi di pinggir sungai.
Meski hanya menggunakan tangan kosong maupun peralatan seadanya, seperti jaring atau tombak, mereka dengan mudah dapat menagkap ikan yang mabuk tersebut
Jono (33), warga desa setempat mengungkapkan bahwa fenomena alam seperti ini rutin terjadi setiap tahunya. Kondisi tersebut berlangsung setelah debit air sungai Bengawan Solo meningkat tajam, setelah musim kemarau dan saat memasuki awal musim hujan, sehingga air berubah menjadi keruh.
“Banyak ikan yang mabuk, kejadian ini sejak sekitar pukul 06.00 WIB. Kejadian seperti ini hampir setiap tahun terjadi karena setiap awal musim hujan dan debit air Bengawan Solo naik, pasti banyak ikan yang mabuk,” kata Jono.
Berbagai jenis ikan yang ada di sungai tersebut seperti bader (tawes), jendil (patin) dan udang, serta beberapa jenis ikan air tawar yang lain, dengan mudah dapat ditangkap warga.
“Setiap warga bisa menghasilkan lebih dari lima kilo gram ikan. Jika beruntung, bisa mendapatkan ikan berukuran besar, hingga 20 kilogram satu ekornya,” tutur Jono.
Masih menurut Jono, bahwa ini banyak warga yang mencari ikan, karena ikan dengan mudah di tangkap.
“Warga berani ngambil ikan di pinggiran, karena di tengah bengawan arusnya kencang dan terlalu dalam,” tuturnya.
Fenomena alam di sungai yang memiliki panjang 548 kilometer yang melintasi enam belas kabupaten ini menjadi berkah tersendiri bagi warga di bantaran sungai tersebut. Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung hingga esok hari. (mol/imm)