Hari Ibu
Saatnya Ibu Lebih Sehat dan Kuat
Selasa, 22 Desember 2015 14:00 WIBOleh Dr Achmad Budi Karyono
Oleh Dr Achmad Budi Karyono
HARI ini di Indonesia diperingati sebagai Hari Ibu. Sebagian besar para remaja, khususnya di media sosial memberi ucapan, menyanjung kebesaran ibu, perjuangan keras ibu, jasa yang tak terhingga ibu dan masih banyak lagi. Seakan menempatkan ibu sebagai ratu hari ini. Hanya hari ini saja?
Seharusnya sepanjang tahun atau masa kita selalu mengangkat martabat ibu atau kaum ibu. Diluar sana, masih terlalu banyak kaum ibu yang masih harus berjuang seakan diluar kemampuannya.
Hari ini kita buka lembaran kesehatan ibu. Sampai saat ini angka kematian ibu hamil di Indonesia masih diatas standar. Kita masih harus bekerja keras untuk mengamankan para ibu. Dan para ibu pun harus memahami hal tersebut agar bisa terhindar atau paling sedikit mengurangi 'musibah' yang memilukan ini.
Salah satu indikator kesehatan adalah angka kematian ibu hamil atau melahirkan. Realita saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal angka standar untuk itu adalah 102 per 100.000 atau masih sekitar 3 kali lipat lebih.
Betapa itu merupakan salah satu tugas yang cukup berat bagi kita semua dan harus kita pikul bersama. Sebenarnya hal itu sudah kita cegah dengan pembatasan usia pernikahan ataupun melaksanakan program Keluarga Berencana.
Namun di era reformasi ini, seakan semua orang bebas untuk melakukan atau menolak sesuatu sesuai kehendak sendiri, seakan menolak kebijakan atau program pemerintah. Hal ini antara lain berdampak melambungnya angka kematian ibu hamil atau melahirkan, melesatnya jumlah penduduk dan masih banyak lagi.
Disisi lain ada dua kanker ganas yang selalu mengintai kaum ibu, yaitu kanker serviks dan kanker payudara. Kedua kanker ganas ini masih tergolong tinggi. Menurut data, kanker serviks ini diperkirakan menggerogoti 40 orang setiap hari atau bisa mencapai sampai 15.000 per tahun. Begitu juga kanker payudara yang akhir-akhir ini juga sudah merambah kaum muda walaupun belum mengganas.
Belum lagi kaum ibu yang harus juga merupakan pengawal utama para puteranya yang semestinya di imunisasi, yang menjadi upaya preventif penyakit tertentu. Namun, banyak para ibu kurang mengindahkan imunisasi yang berakibat tingginya angka kesakitan penyakit tersebut pada anaknya. Sehingga sedikit banyak mempengaruhi produktivitas ibu sendiri karena terfokus pada terganggunya kesehatan sang buah hati.
Dan masih banyak lagi masalah vital bagi kaum ibu yang harus dengan segera kita selesaikan. Kerja keras kita perlukan untuk benar-benar mengangkat kaum ibu yang tidak hari ini saja, sehingga ibu akan merasa sebagai ibu seutuhnya, tidak hanya sebatas sanjungan di media sosial saja.
Oleh karena itu marilah kita senantiasa memperhatikan hal yang berkaitan dengan kesehatan ibu, sehingga bisa menekan angka kematian ibu serta angka kesakitan kanker serviks dan kanker payudara. Itulah sedikit perihal ibu yang berkaitan dengan kesehatan, semoga semua ibu akan lebih sehat dan kita semua selalu sehat. (*)
Penulis adalah Sie Pengabdian Masyarakat IDI Cabang Bojonegoro
*) Ilustrasi dari dakwatuna.com