Aja Duwe Rasa Dendam, Pesan Mbah Gadung Leluhur Desa Guyangan Bojonegoro
Sabtu, 18 Oktober 2025 13:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Di balik ketenangan Desa Guyangan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tersimpan kisah tentang tradisi leluhur yang masih terjaga hingga kini. Salah satu warisan budaya yang paling berharga adalah sebuah makam yang dikeramatkan warga sekitar. Tempat ini bukan sekadar peristirahatan terakhir, melainkan simbol spiritual dan budaya yang mengikat masyarakat dalam nilai-nilai kebersamaan.
Penjaga warisan leluhur ini adalah Sadiman (60), seorang juru kunci yang merawat makam desa dan Makam Mbah Gadung. "Di Desa Guyangan terdapat beberapa tempat bersejarah, dan Mbah Gadung termasuk salah satunya," ujarnya, Sabtu (18/10/2025).
Dengan dedikasi yang tulus, Sadiman tidak hanya merawat lokasi tersebut, tetapi juga meneruskan warisan nilai-nilai kearifan lokal yang diajarkan para pendahulu.
Mbah Gadung, yang juga dikenal sebagai Mbah Aruman Ali atau Mbah Wali Dowo, adalah sosok leluhur yang diyakini pernah menjaga keselamatan desa. Menurut cerita turun-temurun, ia dikenal gemar berpuasa dan hidup sederhana, serta dipercaya membawa ketentraman bagi masyarakat sekitar.
Hingga kini, berbagai tradisi spiritual tetap hidup. Setiap malam Minggu Legi, warga rutin menggelar tahlil sebagai bentuk doa bersama dan penghormatan kepada leluhur. Tradisi lainnya juga tetap terjaga; ketika seseorang memiliki hajat, warga berkumpul untuk mengirim doa bersama, memperkuat rasa gotong royong dan kebersamaan.
"Tradisi sedekah bumi menjadi salah satu kegiatan tahunan yang masih dipertahankan," tambah Sadiman. Acara ini tidak hanya sebagai bentuk syukur atas hasil panen, tetapi juga upaya menjaga harmoni antara manusia dengan alam.
Di tengah kehidupan yang terus berubah, masyarakat Desa Guyangan terus menjaga pesan-pesan luhur yang diwariskan para sesepuh: "Aja duwe rasa seng ora penak karo sapa wae. Aja duwe rasa dendam." (Jangan sampai menyimpan perasaan tidak baik atau dendam kepada siapa pun.)
Bagi mereka, hidup yang damai adalah hidup yang dijalani dengan rukun, saling menghormati, dan senantiasa menjaga keharmonisan antarsesama. (red/toh)
Reporter: Tim Redaksi
Editor: Mohamad Tohir
Publisher: Mohamad Tohir