Warga Ingin Manfaatkan Gas Alam Pojok
Kamis, 14 Januari 2016 10:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Purwosari – Warga di lingkungan RT 03 RW 02, Desa Pojok, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro ingin memanfaatkan potensi gas alam peninggalan masa Belanda yang ada di persawahan belakang rumah. Potensi gas alam itu bisa dimanfaatkan untuk keperluan bahan bakar sehari-hari.
Gas alam peninggalan Belanda itu hingga kini dibiarkan terbengkalai. Tapak sumur gas berukuran 3 meter x 2 meter masih tampak di tengah persawahan. Pipa berukuran 6 dim dan lempengan besi yang dipakai untuk menutup sumur terlihat berkarat tetapi masih tampak kuat. Hanya saja lempengan besi penutup sumur gas itu diduga telah bocor sehingga mengeluarkan bau menyengat.
Lokasi sumur gas peninggalan Belanda itu berjarak sekitar 5-10 meter dengan rumah-rumah warga. Sumur gas peninggalan Belanda itu berada di persawahan seluas setengah hektare milik Warso, 45, warga Desa Pojok. Meski ada sumur gas peninggalan Belanda itu, persawahan itu tetap bisa ditanami padi saat musim hijau.
Menurut Warso, warga sebetulnya ingin memanfaatkan potensi gas alam di lokasi sumur peninggalan Belanda itu. Namun, kata dia, untuk memeriksa dan membuka sumur gas itu memerlukan seseorang yang memang ahli di bidang perminyakan dan gas ini. “Kalau kami buka khawatirnya malah bocor dan meledak,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, kata dia, petugas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bojonegoro datang dan memeriksa keadaan sumur gas peninggalan Belanda yang menimbulkan bau menyengat tersebut. Setelah diperiksa, kata dia, kondisi sumur gas itu aman. Tetapi, warga diimbau berhati-hati saat memantik api di dekat lokasi sumur gas tersebut.
“Saat itu petugas BLH Bojonegoro juga menyarankan agar potensi gas ini bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar. Namun, harus melalui kesepakatan di desa,” ujar Warso.
Perwakilan warga, kata Warso, sudah berembuk dan meminta persetujuan pihak desa untuk mengelola atau memanfaatkan potensi gas alam peninggalan Belanda tersebut. Pihak desa juga sudah menyetujui agar gas alam itu dimanfaatkan oleh warga sekitar.
“Tetapi kendalanya tidak ada tenaga ahli untuk mengelola potensi gas alam itu,” ujarnya.
Pihak BLH Kabupaten Bojonegoro menyebutkan ada lima titik sumur tua peninggalan Belanda yang ditutup lempengan besi di Desa Pojok tersebut. (rul/kik)