Peristiwa Tossa Terbalik di Soko Tuban
Maksud Hati Hendak Takziah, Malah Ditakziahi
Sabtu, 16 Januari 2016 18:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Soko - Maksud hati Sabar (56) dan keluarganya memang mulia, namun apa daya catatan takdir berkata lain. Pagi itu, Sabtu (16/01), keluarga besar Sabar, warga RT 07 RW 01 Desa Mentoro, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, sebenarnya ingin mempererat silaturahim melalui acara takziah ke rumah besannya di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.
Namun apa daya. Ketika belum sampai seperempat perjalanan, keluarganya harus menghadapi petaka. Kendaraan roda tiga jenis Tossa yang ditumpangi dirinya dan 6 keluarganya mengalami kecelakaan di Dusun Sembungrejo, Desa Mentoro, Kecamatan Soko.
Bahkan Sabar, malah gantian menjadi orang yang ditakziahi. Dia menjadi satu-satunya korban meninggal dunia dalam peristiwa kecelakaan itu. Sabar menghembuskan nafas terakhir ketika dilarikan ke Puskesmas Soko.
(baca juga: Tossa Sarat Penumpang Terbalik Satu Orang Tewas)
Ketika beritabojonegoro.com (BBC) berkunjung ke rumah duka sekitar pukul 16.00 WIB, terasa sekali suasana duka menyelimuti rumah keluarga Sabar di Desa Mentoro, Kecamatan Soko itu. Beberapa tetangga dan kerabat masih tampak berkumpul menghibur pihak keluarga yang ditinggalkan almarhum Sabar.
Pemakaman almarhum Sabar sudah usai saat beritabojonegoro.com datang. Menurut seorang tetangga bernama Santini (35), pemakaman almarhum sudah dilakukan pada pukul 15.00 WIB di TPU Desa Mentoro.
Saat bertanya lebih jauh, rupanya Santini (35) malah mengaku, dirinya juga termasuk 6 penumpang yang ikut dalam Tossa nahas tersebut. Sayangnya saat diminta menceritakan terkait kecelakaan itu dia mengaku tidak ingat.
''Kejadiannya sangat cepat, Mas. Saya sudah tidak sadarkan diri, baru sadar waktu di Puskesmas,'' tuturnya.
Santini mengungkapkan, dirinya masih tidak percaya apa yang baru saja dialaminya. Semula dia bersama keluarga almarhum Sabar bermaksud hendak takziah ke Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro. Tidak tahunya malah mengalami musibah dan tetangganya ada yang sampai meninggal dunia.
''Kami berangkat dari rumah rombongan mau takziah, e...malah kami yang tertimpa musibah. Dari cerita banyak orang, katanya di lokasi situ sering terjadi kecelakaan, Mas,'' ungkapnya.
Sadairun (36), putra almarhum Sabar, turut mendengarkan perbincangan BBC dengan Santini. Sesekali dia ikut nimbrung bercerita. Dia mengaku, saat kejadian dirinya berada di rumah tidak ikut takziah ke Bojonegoro.
Dia menjelaskan, sebelum kejadian tidak ada firasat apapun. Semua berjalan normal-normal saja. Dalam keseharian almarhum Sabar dalam kondisi sehat dan masih beraktivitas seperti biasa di sawah. ''Kadang beliau ke sawah, kalau hari biasa ya di rumah saja,'' terangnya.
Sadairun mengatakan, pihak keluarga menerima dengan ikhlas kepergian almarhum Sabar. Terkait peristiwanya pihak keluarga sudah memutuskan untuk menyelesaikan secara kekeluargaan. Sebab, si Andik pengemudi Tossa itu juga masih keponakan almarhum.
''Kami tidak menuntut siapapun, semua diselesaikan secara damai. Karena semua masih keluarga,'' tandasnya. (pin/tap)
*) Foto rumah duka di Desa Mentoro