Dampak Banjir Bengawan Solo
Lahan Jemuran Batu Bata Terendam, Perajin Berhenti Produksi
Sabtu, 13 Februari 2016 15:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kota - Sejumlah perajin batu bata di Kelurahan Ledok Kulon, Kecamatan Bojonegoro, terpaksa berhenti berproduksi. Sebab, tingginya debit air Bengawan Solo membuat lahan yang biasa digunakan untuk menjemur bata terendam.
"Kalau air tinggi seperti ini, ya tidak buat. Mau dijemur dimana," kata Anton, salah seorang perajin batu bata di Ledok Kulon, kepada beritabojonegoro.com (BBC), Sabtu (13/02).
Anton mengaku, dia sudah berhenti membuat bata sejak dua hari lalu. Sebab, sungai Bengawan Solo terus naik. Sehingga, dia memindahkan bata-batu buatannya yang sudah jadi ke tempat lebih aman. Sebab, tempat yang biasanya digunakan untuk menjemur bata mulai tergenang.
"Kalau tidak dipindah ya klelep, dan hancur batanya," terangnya sambil menunjukkan tumpukan batu bata yang masih mentah di dalam gubuk tempat produksinya di tepi Bengawan Solo wilayah Ledok Kulon.
Menurut dia, sebagian besar pembuat bata sudah berhenti produksi. Sebab, cuaca sedang tidak mendukung. Selain banjir, cuaca yang tidak menentu menyebabkan batu bata sulit kering. Kalau tidak kering, proses pembakarannya butuh waktu lama, dan ini juga perlu biaya tambahan. "Daripada rugi lebih baik berhenti," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Sumadi, perajin batu bata lainnya, menjelaskan, pembuatan bata yang bagus adalah ketika musim kemarau. Selain cepat kering, kualitas tanah sebagai bahan baku juga bagus. Kondisi demikian berbeda pada musim penghujan, apalagi terus disusul banjir.
"Sama dengan perajin lainnya, saya juga menghentikan produksi. Kalau nanti Bengawan Solo sudah surut banyak dan stabil, baru produksi lagi," tuturnya.
Mengenai harga jual, imbuh Sumadi, sekarang ini tidak ada kenaikan. Meskipun kondisi cuaca sering hujan, dan produksi terhenti, harga batu bata per bijinya tetap Rp 500. "Tidak naiknya harganya. Tapi ini harga di tingkat perajin, kalau di tingkat pedagang kami ndak tahu," ujarnya. (mol/tap)
*) Foto lahan jemuran batu bata dan tempat pembakaran yang terendam air luapan bengawan
Dampak Banjir Bengawan Solo
Lahan Jemuran Batu Bata Terendam, Perajin Berhenti Produksi
Kota - Sejumlah perajin batu bata di Kelurahan Ledok Kulon, Kecamatan Bojonegoro, terpaksa berhenti berproduksi. Sebab, tingginya debit air Bengawan Solo membuat lahan yang biasa digunakan untuk menjemur bata terendam.
"Kalau air tinggi seperti ini, ya tidak buat. Mau dijemur dimana," kata Anton, salah seorang perajin batu bata di Ledok Kulon, kepada beritabojonegoro.com (BBC), Sabtu (13/02).
Anton mengaku, dia sudah berhenti membuat bata sejak dua hari lalu. Sebab, sungai Bengawan Solo terus naik. Sehingga, dia memindahkan bata-batu buatannya yang sudah jadi ke tempat lebih aman. Sebab, tempat yang biasanya digunakan untuk menjemur bata mulai tergenang.
"Kalau tidak dipindah ya klelep, dan hancur batanya," terangnya sambil menunjukkan tumpukan batu bata yang masih mentah di dalam gubuk tempat produksinya di tepi Bengawan Solo wilayah Ledok Kulon.
Menurut dia, sebagian besar pembuat bata sudah berhenti produksi. Sebab, cuaca sedang tidak mendukung. Selain banjir, cuaca yang tidak menentu menyebabkan batu bata sulit kering. Kalau tidak kering, proses pembakarannya butuh waktu lama, dan ini juga perlu biaya tambahan. "Daripada rugi lebih baik berhenti," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Sumadi, perajin batu bata lainnya, menjelaskan, pembuatan bata yang bagus adalah ketika musim kemarau. Selain cepat kering, kualitas tanah sebagai bahan baku juga bagus. Kondisi demikian berbeda pada musim penghujan, apalagi terus disusul banjir.
"Sama dengan perajin lainnya, saya juga menghentikan produksi. Kalau nanti Bengawan Solo sudah surut banyak dan stabil, baru produksi lagi," tuturnya.
Mengenai harga jual, imbuh Sumadi, sekarang ini tidak ada kenaikan. Meskipun kondisi cuaca sering hujan, dan produksi terhenti, harga batu bata per bijinya tetap Rp 500. "Tidak naiknya harganya. Tapi ini harga di tingkat perajin, kalau di tingkat pedagang kami ndak tahu," ujarnya. (mol/tap)