Belut Melimpah di Sawah Tergenang, Warga Bulurejo Riang
Senin, 15 Februari 2016 20:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Tuban - Setiap musim penghujan area persawahan di Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, selalu tergenang air dari luapan sungai Bengawan Solo setinggi lutut orang dewasa. Kondisi tersebut mengakibatkan sawah tidak lagi bisa ditanami. Para petani pun susah, karena tak bisa bercocok tanam.
Meski demikian, warga desa setempat pantas bersyukur. Karena genangan air di area sawah tersebut malah memberi berkah lain. Salah satunya melimpahnya belut di area sawah yang tergenang.
Jadilah setiap hari warga Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel, memiliki mata pencaharian baru, yakni berburu belut di sawah. Belut hasil tangkapan ada yang dijual, ada pula yang sekadar penambah gizi keluarga.
Salah seorang pencari belut itu Supriyadi (35), warga Dusun Mejeruk, Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel. Dia menuturkan, hampir tiap hari selama musim penghujan ini mencari belut di sawah yang tergenang. Kadang sendiri, kerap pula bersama kawan-kawan.
"Dalam sehari bisa dapat 1-2 kilogram belut. Itu kalau lagi banjir, mulai jam 7 pagi nyari sampai siang dapatnya lumayan, buat lauk di rumah," kata Supriyadi saat ditemui beritabojonegoro.com (BBC) di tepi jalan Desa Bulurejo, Senin (15/02).
Menurutnya, ketika kondisi air genangan meninggi atau banjir, jumlah belut semakin melimpah. Dia dan kawan-kawannya pun semakin mudah menangkapnya. Hanya berbekal alat sederhana seperti seser atau jaring kecil. "Kebanyakan belut yang tertangkap berukuran kecil, sebesar batang padi," ujarnya.
Dia menambahkan, belut hasil tangkapan itu terkadang juga dijual. Biasanya warga menjual belut tangkapan per kilogramnya Rp 27.000. Harga ini lebih murah daripada di pasar yang mencapai Rp 50.000 per kilogramnya.
"Kalau tangkapan hari ini rencananya akan langsung dimasak. Nanti digoreng atau disate, Mas," pungkasnya sembari berdiri dan melangkah pulang. (pin/tap)
*) Foto Supriyadi sedang memilah belut tangkapannya