Pasokan Minyak Mentah untuk BUMD Masih Tunggu Audit BPK
Rabu, 27 April 2016 08:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - Ketersediaan pemberian pasokan minyak mentah (crude oil) porsi pemerintah dari Lapangan Banyuurip Blok Cepu untuk rencana pembangunan kilang minyak mini yang akan dilakukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bojonegoro masih menunggu hasil audit BPK kepada PT Tri Wahana Universal (TWU), Selasa (26/04).
"Karena sebelumnya, minyak jatah pemerintah diberikan kepada PT TWU," kata Sekretaris Komisi B DPRD Bojonegoro, Lasuri.
Menurutnya, saat ini pihak BPK masih melakukan audit kepada PT TWU yang menerima harga minyak mentah minus US$ 3,5 per barel dengan titik serah di mulut sumur. “Kepastian mendapat pasokan atau tidaknya menunggu hasil audit," tambahnya.
Selain itu, saat ini Kementrian ESDM juga sedang mengirim kajian hukum kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait pemberian harga minyak mentah jatah pemerintah dengan harga mulut sumur.
"Intinya saat ini masih ada penghitungan apakah ada kerugian negara terkait pemberian minyak dengan harga minus US$ 3,5 per barel," tandas Lasuri.
Politisi dari Partai Amanat Nasional ini juga berpendapat bahwa menurut keekonomisan, pemberian jatah minyak dengan harga mulut lebih ekonomis dibandingkan dengan harga dari lokasi kapal tangker Gagak Rimang yang harus membayar 2 cost tollfee, yaitu cost dari mulut sampai lepas pantai dan lepas pantai sampai ke Gagak Rimang. (rul/moha)
Ilustrasi. Sumber : amazine.co