Ketika Lapangan Banyuurip Capai Puncak Produksi
Minggu, 22 Mei 2016 08:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Gayam - Produksi minyak lapangan Banyuurip, Kecamatan Gayam, makin ditingkatkan. Usai produksi mencapai 165 ribu barel per hari (bph), produksi kini ditingkatkan menjadi 185 ribu bph.
Baca berita Produksi Minyak Mentah Blok Cepu Capai 165 Ribu Bph
Lantas apa kerugian dan keuntungannya, mengingat harga minyak dunia masih stagnan di bawah USD 50 perbarel? Seperti dilansir hargaminyak.net hari ini, harga minyak dunia saat ini USD 48,7 perbarel.
Direktur Bojonegoro Institute (BI) AW Syaiful Huda memberikan keterangan kepada beritabojonegoro.com (BBC), bahwa itu masih tergolong rendah. Sebab itu, jika dinilai secara ekonomis, menaikan kuota produksi adalah kurang menguntungkan.
Kata AW, melihat kondisi industri migas yang kurang bersahabat ini, pemerintah berhadapan dengan buah simalakama. Kebutuhan energi nasional membuat produksi di CPF, Banyuurip, yang dioperatori oleh Exxonmobil Cepu Limited (EMCL) harus ditingkatkan.
AW menambahkan bahwa pihak-pihak terkait juga harus mempertimbangkan aspek ekonomis. Jika tidak, dihawatirkan akan mempengaruhi program-program yang telah dicanangkan pemerintah daerah, dimana anggarannya bergantung dari sektor migas.
"Misalnya saja program pembangunan infrastruktur, alokasi dana desa (ADD), dana alokasi khusus (DAK), serta pembayaran dana participating interest (PI) yang juga harus diangsur," ujarnya, Sabtu (21/05) siang. (rul/moha)