Soeharto, Orang Tua Didik Purwanto, Tersangka Kasus Penculikan
“Saya Pasrah dengan Kasus Hukum yang Menjerat Anak Saya,”
Kamis, 30 Juni 2016 08:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kota - Soeharto (62) warga Jalan Kapten Rameli, Kelurahan Ledok Kulon, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro sedang ada dua orang tamu. Keduanya duduk di kursi yang kulit dan busanya sudah kempes. Dua orang itu merupakan kliennya. Kesibukan Soeharto sehari-hari merupakan tukang pijat.
Soeharto tinggal sebatang kara di rumah sederhana yang merupakan warisan orang tuanya. Ia sudah lama berpisah dengan istrinya. Sementara dua orang anaknya sudah memiliki kehidupan masing-masing dengan keluarganya. Kini, dia harus menanggung malu perbuatan anaknya yang melakukan penculikan anak.
Kabar bahwa, Didik Purwanto (36) anak pertamanya dari dua bersaudara yang melakukan tindak kriminal diperolehnya dari petugas kepolisian setempat yang melakukan penyelidikan terhadap tersangka. Dia mengaku kaget karena sudah hampir lima tahun terakhir tidak pernah ketemu.
"Sebelumnya banyak polisi bolak-balik ke sini (rumah) menanyakan anak saya. Lalu saya tanya, saya kaget katanya anak saya terlibat hukum," ujarnya, Kamis (30/06).
Dia bercerita terakhir kali ketemu dengan anaknya tidak sengaja. Saat itu dia bekerja sebagai mandor di proyek bagunan wilayah Jakarta. Sementara Didik juga berada di wilayah yang sama. Mereka bertemu dalam ketidaksengajaan. Tidak ada hal khusus yang dibicarakan saat pertemuan itu.
"Ketemu di Jakarta tidak sengaja, dan pakaiannya seperti gembel. Tidak ada pembicaraan khusus. Sampai sekarang belum ketemu lagi," ungkapnya.
Selama tinggal sendiri di rumah dia tidak bisa kemana-mana. Matanya yang sudah tidak awas membuat geraknya terbatas. Ia diberhentikan dari kerjaannya juga disebabkan karena matanya yang sudah tidak bisa melihat dengan jelas.
"Selama ini kalau makan ikut sama Pak Lik Diman, dia mendapat kiriman dari anaknya," terangnya.
Soeharto mulai menempati rumahnya di Kelurahan Ledok Kulon selama empat tahun terakhir.
Dia kembali ke Ledok Kulon setelah dikeluarkan dari tempat bekerjanya. Ia merasa pasrah dengan kasus hukum yang sedang menjerat anaknya. Ia merasa malu dengan tetangga dan sekarang tidak pernah keluar rumah.
"Terserah pihak kepolisian mau dihukum apa, biar dijalani biar kapok, karena memang anaknya nakal," pasrahnya. (her/kik)