Hasil Panen Mojodelik Menurun
Disperta : Selain Musim Tanam Petani Harus Perhatikan Volume Air
Selasa, 16 Agustus 2016 07:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Gayam - Meningkatnya suhu di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, disinyalir akibat pembakaran gas suar (flare) lapangan migas Banyuurip, Blok Cepu yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dianggap telah membuat hasil pertanian menurun. Hal ini memicu beberapa warga Desa Mojodelik melakukan aksi unjuk rasa pada Minggu (07/08/2016) lalu.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro, Jupari, mengimbau agar selain memperhatikan musim tanam, para petani juga memperhatikan volume air. Ketika dihubungi beritabojonegoro.com (BBC), dia membenarkan bahwa saat ini musim tanam memang kurang bersahabat.
"Menyikapi hal ini imbauan saya agar perhatikan volume air kala mau bertanam. Jika kondisi di lahan ada air, silakan menanam padi lagi," imbuh Jupari.
Menurut dia jika kondisi di lahan tidak ada kesediaan air, maka lebih baik menanam palawija saja. Hal ini untuk mengantisipasi kerugian dalam menanam.
Sebelumnya peneliti dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) Mojokerto, yang telah melakukan monitoring selama 1 tahun, Dwi Prayitno, menyampaikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya hasil panen di Mojodelik.
"Faktor-faktornya bisa jadi karena musim tanam, bibit, serta unsur organik yang kami pantau sangat kurang," kata pria asal Magelang tersebut.
Selain Dwi, peneliti dari Universitas Bojonegoro (Unigoro) pada Kamis (11/08/2016), Laily Rachmawati, juga melakukan observasi di lahan pertanian di Mojodelik. Adapun dari kedua hasil pemantauan tersebut pihak Disperta belum mendapat informasi mengenai hal tersebut. (rul)