Review Buku Cool In School karya Aprishi Allita
Panduan Menjadi Pintar Bergaul di Sekolah
Sabtu, 24 September 2016 19:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Perubahan dari anak-anak menuju remaja, seringkali mengalami masalah. Bukan hanya bagi anak tersebut tetapi juga orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua. Bagaimana orangtua menyikapi perubahan - perubahan tersebut menjadi masalah penting bin serius.
Tetapi buku ini bukan tentang parenting, melainkan diramu khusus untuk mereka, anak-anak dan remaja. COOL IN SCHOOL terbitan Gagas Media tahun 2013 karya Apriashi Allita.
Aprishi Allita membutuhkan riset yang tidak sebentar dalam menyusun buku ini. Dia seorang aktivis anti bulliying, yang menaruh perhatian begitu mendalam terhadap anak-anak dan remaja. Bahkan Aprishi membuat sebuah tempat curhat online untuk mewujudkan sekolah anti bullying.
Kata Bulliying barangkali sudah akrab di telinga kita. Namun apakah sih bullying? Bagaimana mengenali gejala awal anak pelaku bullying dan korbannya? Dan bagaimana membantu mereka untuk terlepas dari bullying?
Buku Cool in School ini memang diperuntukan untuk remaja, namun bukan berarti yang sudah dewasa tidak bisa membacanya. Melalui buku ini kita akan diberi step by step untuk mengarahkan remaja mengenali diri dan lingkungannya. Bagaimana mereka seharusnya berkembang dengan energi yang sedang meledak-ledak itu. Para darah muda itu.
Aprishi membuat buku ini serasa sebuah perjalanan yang menyenangkan. Gaya bahasanya renyah dan tidak berkesan menggurui. Poin plus lagi ada beberapa permainan yang membuat buku ini tidak seperti buku motivasi lainnya. Buku ini benar-benar cocok untuk kamu yang merasa belum memahami diri sendiri, dan mengalami masalah di sekolah, kelompok atau di lingkungan.
Terkait bullying, Apriashi memberikan nasihat-nasihat yang bagus sekali untuk melawan bullying contoh-contoh bulliying yang terjadi di sekolah. Seperti seorang junior yang dilabrak oleh kakak kelas. Ini memang terlihat seperti di sinetron, tetapi ada kejadian nyata di sekitar kita. Yang seringkali kita sepelekan, namun ternyata sangat membahayakan masa depan generasi muda. Karena korban bulliying dikhawatirkan akan menjadi pelaku bullying yang lebih kejam dari perlakuan yang diterimanya. Bulliying bisa menjadi mata rantai yang susah diputus.
Dampak bullying pada korban juga tidak sebentar, bisa membuat trauma yang besar pada korban seumur hidup. Bullying tidak hanya terjadi pada anak dan anak, tetapi juga guru dan orang lain.
"Apapun yang kamu lakukan sekarang, tidak hanya berpengaruh pada diri kamu saja, tetapi juga berpengaruh besar pada orang lain," tulis Aprishi dalam buku ini.